"Itukan bisa dibilang ekshibisionisme kompleks, itu mempertontonkan sesuatu (kelamin) untuk menarik perhatian," tutur Komisioner Komnas Perempuan Magdalena Sitorus ketika dihubungi detikcom, Jumat (20/12/2019) malam.
Magdalena menduga pelaku mempunyai kelainan seksual. Menurutnya, perlu dilakukan pengecekan secara medis apakah pelaku benar-benar mempunyai kelainan atau tidak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Magdalena mengimbau para korban untuk menghindar jika melihat adanya aksi pamer kemaluan. "Menghindar ya, bisa saja melaporkan ke yang berwajib," tutur Magdalena.
Komisioner Komnas Perempuan lainya, Adriana Venny, menuturkan aksi pamer kemaluan dan onani di depan pelajar termasuk kedalam tindak pelecehan seksual.
"Termasuk pelecehan seksual dan bisa menimbulkan trauma. Pelaku bisa kena pasal kesusilaan," kata Venny kepada detikcom.
Diberitakan sebelumnya, beredar video pelecehan seksual tersebut. Pelaku mengenakan mengenakan jaket hijau tua, celana abu-abu, dan helm full face berwarna orange. Pelaku mengendarai sepeda motor dengan plat B-4734-TEZ.
Dalam video terlihat pelaku membuntuti korban yang juga mengendarai sepeda motor. Tangan kanan pelaku memegang setang motor dan tangan kiri pelaku memegang bagian retsleting celananya.
"Eh lu ngapain? Nggak jelas lu. Eh gila lu. Norak lu," ujar perekam video.
Korban yang melihat aksi pelaku terus merekamnya. Ketika dipergoki, pelaku langsung memutar sepeda motornya dan kabur.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini