Seperti dilansir Reuters dan Channel News Asia, Jumat (20/12/2019), penggerebekan itu masih bagian dari operasi menindak imigran ilegal dan industri perjudian gelap yang dikobarkan oleh besarnya hasrat warga China daratan untuk bertaruh.
Aktivitas judi online berlisensi yang diberlakukan sejak tahun 2016 telah memicu keuntungan bagi perekonomian Filipina. Namun praktik judi ilegal yang menarik minat sejumlah besar imigran China masih menjamur, yang sebagian besar dipicu oleh kepentingan pribadi, korupsi dan lemahnya penegakan hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada praktiknya, jumlah aktivitas judi ilegal -- yang tidak membayar pajak -- melebihi jumlah aktivitas judi berlisensi. Otoritas penegak hukum di Filipina dan China mencurigai beberapa dijadikan kedok untuk berbagai tindak kejahatan, termasuk pencucian uang.
Sedikitnya 342 pekerja ilegal asal China ditangkap dalam penggerebekan pada Kamis (19/12) malam waktu setempat. Mereka ditangkap di sebuah perusahaan judi yang terdaftar, namun belum mendapatkan lisensi dari regulator judi setempat.
"Kami memiliki alasan untuk mencurigai perusahaan itu dijadikan kedok untuk aktivitas siber ilegal dan penipuan investasi," sebut Kepala Divisi Intelijen pada Biro Imigrasi Filipina, Fortunato Manahan.
Meskipun Presiden Rodrigo Duterte memiliki hubungan baik dengan China, di mana judi dilarang, dia menolak permintaan China untuk melarang aktivitas judi yang diperuntukkan bagi warga China daratan.
Perusahaan judi online China dan para pegawainya disalahkan karena memicu kenaikan harga sewa perkantoran dan permukiman di Makati City -- pusat bisnis Filipina -- sehingga otoritas setempat melarang dirilisnya lisensi baru untuk perusahaan-perusahaan judi online.
Pada Agustus lalu, Kamboja tunduk pada tekanan China untuk melarang judi online, sehingga membawa investasi dan tindak kriminal dari China ke Filipina.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini