Eks Dirkeu Jiwasraya Kaget Dikabarkan Kabur ke London

Eks Dirkeu Jiwasraya Kaget Dikabarkan Kabur ke London

Andi Saputra - detikNews
Kamis, 19 Des 2019 16:49 WIB
Direktur Keuangan Jiwasraya 2008-2018 Hary Prasetyo (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Mantan Direktur Keuangan Jiwasraya, Hary Prasetyo, kaget lantaran dikabarkan kabur ke London, Inggris. Hary mengatakan siap menghadapi proses hukum secara tuntas atas dugaan ada korupsi di Jiwasraya sebesar Rp 13,7 triliun.

"Saya tidak kabur, saya ada di Jakarta," kata Hary saat berbincang dengan detikcom di sebuah kafe di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat, Kamis (19/12/2019).


Hary menjadi Direktur Keuangan Jiwasraya periode 2008-2018. Setelah itu, ia masuk ke Kantor Staf Presiden (KSP) untuk bidang ekonomi hingga 19 Oktober 2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak saat itu, ia tetap berada di Indonesia dan tidak ada niatan sama sekali untuk kabur. Termasuk Dirut Jiwasraya 2008-2018, Hendrisman Rahim, juga tidak kabur ke Spanyol sebagaimana dirumorkan selama ini.

"Saya taat dalam proses hukum. Saya dan Pak Handrisman juga di Jakarta," ujar Hary.



Sebelum menjadi Direktur Keuangan, Hary merupakan profesional di bursa saham. Selama 10 tahun menjadi Direktur Keuangan, Hary bersama Jiwasraya melakukan sejumlah langkah untuk mengangkat kapal perusahaan Jiwasraya yang karam.

Hasilnya, terjadi peningkatan 10 kali lipat. Saat awal masuk Hary ke Jiwasraya, aset Jiwasraya di angka Rp 4 triliunan dan saat ia meninggalkan Jiwasraya naik 10 kali lipat menjadi Rp 40 triliun lebih.

"Saya, kami cinta sekali Jiwasraya, 10 Tahun kami dedikasikan secara profesional untuk mengangkat Jiwasraya," pungkas Hary.


Setelah Jiwasraya ditinggalkan Hari, terjadi berbagai masalah hingga banyak nasabah gagal bayar. Terakhir, Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan ada korupsi di Jiwasraya.

"Sebagaimana tertuang dalam laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu atas pengelolaan bisnis asuransi, investasi, pendapatan, dan biaya operasional. Hal ini terlihat pada pelanggaran prinsip kehati-hatian dengan berinvestasi yang dilakukan oleh PT Asuransi Jiwasraya yang telah banyak melakukan investasi pada aset-aset dengan risiko tinggi untuk mengejar high grade atau keuntungan tinggi antara lain yang pertama adalah penempatan saham sebanyak 22,4 persen senilai Rp 5,7 triliun dari aset finansial dan jumlah tersebut 5 persen dana ditempatkan pada saham perusahaan dengan kinerja baik dan sebanyak 95 persen dana ditempatkan di saham yang berkinerja buruk," ucap ST Burhanuddin saat jumpa pers di Kejagung, Jakarta Selatan, Rabu (18/12) kemarin.

Burhanuddin menduga PT Jiwasraya juga tak hati-hati dalam penempatan reksa dana senilai Rp 14,9 triliun. Menurutnya, dari dana tersebut, 98 persennya dikelola manajer investasi dengan kinerja buruk.

"Yang kedua adalah penempatan reksa dana sebanyak 59,1 persen senilai Rp 14,9 triliun dari aset finansial. Dari jumlah tersebut, 2 persen yang dikelola oleh manager investasi Indonesia dengan kerja baik dan 98 persen dikelola oleh manajer investasi dengan kinerja buruk," ungkap Burhanuddin.
Halaman 2 dari 2
(asp/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads