Terkait dengan hal tersebut Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti, mengatakan tingginya potensi curah hujan pada Desember hingga Februari 2020 akan berdampak pada kemungkinan adanya delay maupun pengalihan tempat pendaratan pesawat (divert) dari rute tujuan yang seharusnya.
Polana berharap agar semua pihak, mulai dari regulator, pengelola bandara dan operator penerbangan serta pengelola navigasi penerbangan untuk bekerja maksimal mengantisipasi cuaca buruk yang terjadi sesuai aturan dan ketentuan yang berlaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengimbau kepada semua pihak, baik regulator, pengelola bandara, dan operator untuk dapat bersinergi sekaligus mengantisipasi dan bekerja sesuai ketentuan yang berlaku," kata Polana dalam keterangan tertulis, Rabu (18/12/2019).
Polana juga mengatakan, sebagai regulator, pemerintah terus bekerja optimal untuk mewujudkan penerbangan yang selamat, aman, dan nyaman. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara juga akan terus melakukan pengawasan dengan terus kerja sama dengan seluruh stakeholder penerbangan untuk mengantisipasi potensi cuaca buruk.
Polana menambahkan, untuk liburan Natal dan Tahun Baru 2019, Ditjen Hubud juga akan terus melakukan inspeksi terkait armada, personil, sarana dan prasarana serta prosedur. Operator bandar udara dan operator penerbangan beserta seluruh stakeholder agar siap memberikan pelayanan yang terbaik dengan tetap berpegang kepada penerbangan yang Selamat, Aman dan Nyaman (SELAMANYA).
"Tagline penerbangan yang SELAMANYA (selamat, aman dan dan nyaman) adalah tagline bersama. Pengawasan dan kerja sama dengan stakeholder penerbangan akan terus kami lanjutkan untuk mengantisipasi potensi cuaca buruk yang terjadi pada bulan Desember hingga Februari nanti," ungkap Polana. (prf/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini