Polri Kaji Kelanjutan Satgas Tinombala Jika Ali Kalora Tak Kunjung Tertangkap

Polri Kaji Kelanjutan Satgas Tinombala Jika Ali Kalora Tak Kunjung Tertangkap

Audrey Santoso - detikNews
Rabu, 18 Des 2019 19:21 WIB
Kabag Penum Divisi Humas Polri Asep Adi Saputra (Lisye SR/detikcom)
Jakarta - Masa Operasi Satgas Tinombala akan segera habis pada 31 Desember mendatang. Namun Satgas belum berhasil menangkap target operasi, yakni kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso pimpinan Ali Kalora. Polri kini mengkaji kelanjutan Operasi Satgas Tinombala.

"Ke depan, harapannya ini terungkap, kelompok Ali Kalora segera tertangkap, dan kalau belum, kami akan evaluasi kelanjutan operasi ini," ujar Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (18/12/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep menuturkan Satgas hingga saat ini masih berfokus mengejar kelompok MIT setelah gugurnya Bharatu Muhamad Saepul Muhdori, anggota Satgas yang menjadi korban penembakan oleh kelompok tersebut.

"Dengan peristiwa kemarin, gugurnya satu anggota Polri, fokusnya masih dilakukan pengejaran," tutur Asep.





Sebelumnya diberitakan anggota Brimob Polri yang tergabung dalam Operasi Tinombala IV, Bharatu Muhammad Saepul Muhdori, tewas ditembak orang tak dikenal. Polisi mengidentifikasi pelakunya adalah kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, yang selama ini diburu oleh aparat.

Penembakan terjadi pada Jumat, 13 Desember 2019, pukul 12.30 Wita, di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Mautong, Sulteng. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono menceritakan awal terjadinya serangan usai Bharatu Muhammad menunaikan salat Jumat di musala desa.

Penyerangan yang dilakukan Ali Kalora tak hanya pekan lalu. Jauh hari sebelumnya, dua warga yang merupakan ayah dan anak ditemukan tewas mengenaskan pada Selasa (25/6) pagi. Korban bernama Tamar (50) dan Patte (27) diduga menjadi korban Ali Kalora cs.

Jasad kedua korban ditemukan sekitar 10 meter dari jarak pondok korban di Pegunungan Tokasa, Dusun Tokasa, Desa Tanah Lanto, Kecamatan Torue, Parigi Moutong. Korban ditemukan oleh warga di Desa Tanah Lanto bersama Unit Reskrim Polres Parigi Moutong dan aparat yang tergabung Operasi Tinombala saat menerima laporan adanya orang hilang saat pergi ke kebun pada 24 Juni 2019.

Kelompok Ali Kalora juga terlibat baku tembak beberapa kali dengan Satgas Tinombala. Pada Minggu (3/3) sore, baku tembak itu terjadi setelah Satgas Tinombala menerima laporan masyarakat ada lima orang DPO MIT yang beristirahat di sebuah pondok di pegunungan area Desa Padopi, Poso Pesisir Selatan, Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

"Dalam kejadian kontak tembak tersebut telah tertembak satu orang DPO atas nama Basir alias Romzi," kata Irjen Rudy Sufahriadi kala masih menjabat Asisten Bidang Operasi Kapolri di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (4/3).

Basir, dijelaskan Rudy, masuk daftar pencarian orang (DPO), yang diburu sejak dirinya menjadi Kapolda Sulteng. Basir merupakan rekrutan yang berasal dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pada akhir 2018, kelompok Ali Kalora menebar teror dengan memenggal kepala warga di Parigi Moutong dan menembaki polisi yang sedang mengevakuasi jasad korban.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads