Sejumlah desa yang dikunjungi di antaranya yakni desa maju di Nanganesa Kecamatan Ndona, desa berkembang di Bheramari Kecamatan Nangapanda dan desa sangat tertinggal di Wawonato Kecamatan Ende.
Dalam kunjungan tersebut Budi Arie didampingi Dirjen PPMD Kemendes PDTT Taufik Madjid berdialog dengan masyarakat desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita berdialog langsung dengan masyarakat desa. Kita ingin tahu perkembangan desa dan kita juga ingin tahu permasalahan yang ada di desa. Kalau memang ada permasalahan. Mari kita sama-sama cari solusinya, biar permasalahan itu bisa tuntas," kata Budi dalam keterangannya, Rabu (18/12/2019).
Ia menegaskan bahwa spirit Pancasila yakni gotong-royong harus menjadi fondasi dasar pembangunan desa. Pembangunan desa harus berbasis partisipasi dan masyarakat harus terlibat aktif dalam hal mengontrol dan mengawasi pembangunan desa terutama yang berasal dari Dana Desa.
"Dana desa itu milik masyarakat sehingga harus bermanfaat untuk kepentingan masyarakat. Kita hanya memastikan bahwa dana desa berguna untuk masyarakat, sehingga butuh pengawasan bersama terhadap pengelolaan dana desa," ujarnya.
Budi berharap 5 tahun ke depan dana desa dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mampu keluar dari ketertinggalan dan kesenjangan.
"Oleh karena itu, mulai tahun ini optimalkan pemanfaatan dana desa untuk pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi. Termasuk mengurangi stunting. Pemerintah pusat tidak bisa berjalan sendiri dan kita harus yakin dan optimis bahwa jika desa maju Indonesia pasti maju," katanya.
Dalam kegiatan kunjungan kerja ke sejumlah desa di Kabupaten Ende, Arie menyerahkan secara simbolis kunci mobil bantuan transportasi yang berasal dari DAK Afirmasi 2019 dari Kemendes PDTT kepada Kelompok Usaha Ana Nggoro, Desa Nuaone, Kecamatan Detusoko.
Mendes Sambut Baik Rencana Mendagri Soal Tata Ulang Desa:
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini