Kepala Dukuh Kadisono, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Sleman, Bambang Wahyu Pamilih (41), membenarkan penangkapan MZ oleh Densus 88. Namun ia tak mengetahui secara detail penangkapan tersebut.
"Pak MZ itu sudah tertangkap dulu, baru penggeledahan," kata Bambang saat ditemui wartawan di rumahnya, Rabu (18/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bambang menjelaskan, mulanya saat sedang bekerja di Balai Desa Tegaltirto sekitar pukul 10.00 WIB, dirinya didatangi petugas yang mengaku dari Densus 88. Kedatangan Densus itu untuk meminta dirinya menjadi saksi penggeledahan rumah MZ.
"Nah sekitar jam 10.00 sampai 10.30 itu ada Densus yang ke (kantor) kelurahan (desa) dengan tujuan menyaksikan penggeledahan rumah Pak MZ ini. Jadi saya yang tahu cuma itu Mas, tidak tahu apa-apa sama sekali," tuturnya.
"Karena penangkapan Pak MZ sendiri tidak dilakukan di rumah. Saya nggak tahu juga (ditangkap) di mana," sambungnya.
Penggeledahan di kediaman MZ di RT 08, RW 13, Dusun Kadisono, Desa Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Sleman, berlangsung sekitar dua jam. Bambang menyebut tidak ada barang berbahaya yang diamankan Densus 88.
"Penggeledahan tadi sekitar dua jam dan tidak menemukan apa-apa. Barang-barang yang membahayakan tidak ada (yang diamankan Densus 88), tadi cuma yang dibawa itu flashdisk sama buku," sebutnya.
Kini Bambang tak mengetahui keberadaan MZ, yang diketahuinya MZ diamankan aparat kepolisian.
"Nggak ketemu (MZ) saya. Otomatis kan di rumahnya cuma ada istri dan anak-anaknya," tutupnya.
(rih/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini