Heboh Fenomena Pohon 'Menangis' di Halaman Masjid Pekalongan

Round-Up

Heboh Fenomena Pohon 'Menangis' di Halaman Masjid Pekalongan

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 18 Des 2019 14:39 WIB
Pohon rambutan 'menangis' di Pekalongan. (Foto: Robby Bernardi/detikcom)
Pekalongan - Dua batang pohon rambutan di halaman masjid di Pekalongan, Jawa Tengah, menjadi perhatian warga dalam sebulan terakhir. Setiap malam tiba, pohon itu selalu mengeluarkan air dari dahan dan dedaunannya sehingga sering disebut pohon menangis.

Ada dua pohon rambutan yang meneteskan air jika malam hari tiba. Keduanya tumbuh di sekitar halaman Masjid Petukangan, Wiradesa, Kabupaten Pekalongan. Warga banyak yang berdatangan untuk menyaksikan langsung kejadian unik tersebut.

"Ini sudah agak lama, mungkin hampir satu bulan. Meneteskan air saat malam hari saja," kata salah seorang takmir Masjid Petukangan, Marzuki, kepada detikcom, Selasa (17/12).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Karena banyaknya pengunjung, warga dan takmir masjid harus suka rela mengatur arus lalu lintas depan masjid yang berada di jalan provinsi Jalur Pantura Pekalongan ke arah Banjarnegara tersebut.

Amelia (15), warga Silirejo, Kecamatan Tirto, Pekalongan, mengaku sengaja datang ke lokasi bersama teman-temanya karena rasa penasaran. "Airnya lembut, bisa dirasakan di kulit. Bingung juga kejadiannya seperti ini. Baru pertama lihat," katanya.

Kedua pohon tersebut selalu memercikkan butiran air lembut dari sela dahan dan daun-daunnya. Karena kejadian itu termasuk langka, ada juga warga yang menghubung-hubungkan peristiwa itu dengan fenomena mistis. Hal itulah yang disayangkan oleh takmir.

"Ada yang bawa tempat air besar (ember) untuk menampung air. Saya bilang tidak usah macam-macam, itu tidak ada apa-apanya. Kalau mau merasakan rintikan airnya, silakan di bawahnya (pohon)," kata Marzuki.

Sekretaris Desa Petukangan Ari Susanti menegaskan hal serupa. "Setelah kejadian, saya mencari kajian ilmiahnya di internet dan ternyata itu kejadian normal. Kami langsung sosialisasi ke warga agar tidak dikait-kaitkan dengan hal-hal yang tidak diketahui (mistis)," terangnya.

Pemkab setempat menegaskan peristiwa tersebut bukan fenomena mistis, melainkan gutasi. Apa itu?

Plt Kabid Tanaman Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Pekalongan, Rintono, mengatakan fenomena pohon 'menangis' itu merupakan gutasi.

"Apabila air itu berlebihan dari yang dibutuhkan tanaman, air itu akan dikeluarkan, namanya gutasi," kata Rintono kepada detikcom, Selasa (17/12).

Rintono menjelaskan secara runtut dari fungsi akar yang menyerap air yang kemudian disebarkan ke seluruh organ tubuh tanaman, hingga air berlimpah.

"Pada saat ini kan musim hujan. Jumlah air yang ada di dalam tanah melimpah. Air yang diserap ke atas lebih dari yang dibutuhkan (tanaman), akhirnya dia dikeluarkan dari bentuk air yang seperti titik-titik hujan melalui batang," jelasnya.


Menurutnya, titikan air yang muncul seperti hujan lembut tersebut akan habis dengan sendirinya. Peristiwa itu pun bisa terjadi siang maupun malam hari.

"Biasanya kalau batas waktu air sudah seimbang, ya akan habis. Kejadiannya itu sebetulnya tidak siang dan malam, hanya saja malam lebih terasa karena tidak ada terik panas matahari," lanjutnya.

Rintono mengimbau kepada masyarakat luas agar tidak menghubung-hubungkan kejadian itu sebagai fenomena mistis. Sebab, fenomena itu memang merupakan kejadian yang normal terjadi.

"Fenomena biasa. Tidak ada kaitannya dengan mistik dan lain sebagainya. Itu lumrah yang terjadi secara alamiah," pungkasnya.
Halaman 2 dari 2
(rih/sip)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads