Buku Biru, Proyek Rahasia Angkatan Udara AS Menyelidiki UFO

Mesin Waktu

Buku Biru, Proyek Rahasia Angkatan Udara AS Menyelidiki UFO

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Selasa, 17 Des 2019 15:27 WIB
Foto: Tangkapan layar video penampakan UFO pilot AL Amerika Serikat (ist)
Jakarta - Tepat hari ini, setengah abad yang lalu sebuah operasi Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dengan nama Proyek "Buku Biru" disetop. Proyek yang menyelidiki keberadaan UFO itu berhenti setelah berjalan selama kurang lebih 17 tahun.

"Buku Biru" merupakan operasi ketiga USAF terkait UFO. Operasi pertama digelar awal 1948 diberi nama "Sign". "Sign" dijalankan mengikuti laporan penampakan "piring terbang" pada 24 Juni 1947 di dekat Gunung Rainier, Washington.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenneth Arnold, seorang pilot amatir yang menyaksikan objek "piring terbang" itu memberi kesaksian benda berbentuk pipih tersebut melaju dengan kecepatan lebih dari 1000 mil per jam.

Proyek "Sign" yang dipegang Divisi Intelijen Teknik dari Air Material Command USAF kemudian diberi tugas mengumpulkan, menyusun, mengevaluasi, dan mendistribusikan semua informasi dalam pemerintahan terkait sejumlah penampakan UFO.

Operasi yang bermarkas di Pangkalan Udara Wright-Patterson, Ohio itu berjalan dengan asumsi awal bahwa UFO itu benar-benar nyata dan memiliki keterkaitan dengan keamanan nasional Amerika Serikat.

Awalnya diduga objek itu merupakan senjata rahasia milik Uni Soviet. Namun belakangan proyek "Sign" menyimpulkan hampir semua penampakan berasal dari satu atau lebih dari tiga penyebab yakni halusinasi, tipuan, atau salah tafsir terhadap objek tersebut.

Kesimpulan itu tidak meredakan rasa penasaran akan UFO. USAF kemudian menjalankan proyek baru yang disebut "Grudge" pada Desember 1948. Proyek ini pun memberi kesimpulan kurang lebih sama yakni penampakan bisa terjadi karena ilusi optik dan semacamnya. Proyek ini hanya berjalan setahun.


Berhubung meningkatnya ketegangan Perang Dingin, perang Korea, dan penampakan UFO yang berlanjut, Direktur Intelijen USAF Mayor Jenderal Charles P. Cabell memerintahkan proyek UFO baru pada tahun 1952 yang dikenal dengan "Buku Biru".

Nama "Buku Biru" sendiri dipilih terinspirasi dari buklet warna biru yang dipakai pada ujian di sejumlah universitas. Kapten Edward J. Ruppelt ditunjuk sebagai pimpinan pertama proyek ini.

Bertahun-tahun berjalan, proyek ini menghadapi berbagai tekanan dari beragam arah. Mulai dari kongres Amerika Serikat sampai kelompok pemburu UFO. Karena tekanan itu pada Agustus 1966, USAF mengumumkan akan menggandeng akademisi dari universitas terkemuka untuk menjalankan investigasi atas penampakan UFO.

Gerald K. Haines, seorang sejarawan dari National Reconnaissance Office dalam artikel berjudul CIAs Role in the Study of UFOs, 1947-90 menyebut proyek baru dengan anggaran senilai USD 325 ribu itu diambil oleh University of Colorado dengan masa kerja 18 bulan.

Edward U. Condon, fisikawan universitas tersebut yang juga mantan Direktur Biro Standar Nasional memimpin komite yang menjalankan proyek itu. Agar terkesan netral, Condon menyebut dirinya seorang "agnostik" dalam hal UFO. Condon pun mengaku akan terbuka atas segala pertanyaan dan pemikiran terkait "piring terbang".



Komite pun meminta bantuan teknis dari Arthur C. Lundahl, Direktur National Photographic Interpretation Center (NPIC) CIA dalam memeriksa foto-foto dugaan penampakan UFO. Lundahl tidak menolak, namun syaratnya bantuan NPIC itu tidak disebut hasil kerja CIA.

Condon dan komitenya kemudian merilis laporan kerja mereka pada April 1969, intinya tidak ada alasan kuat untuk melanjutkan penyelidikan soal UFO. Mereka juga merekomendasikan penghentian unit khusus USAF "Buku Biru". Akhir tahun 1969 aktivitas "Buku Biru" pun dihentikan.

Bekas Kepala Unit "Buku Biru" Hector Quintanilla dalam buku "UFOs, An Air Force Dilemma" menyebut tiga operasi khusus USAF "Sign", "Grudge", dan "Buku Biru" merupakan proyek bernilai USD 20 juta yang gagal total.
Halaman 2 dari 3
(pal/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads