Dilansir dari AFP, Selasa (17/12/2019), Taghi, merupakan pria kelahiran Maroko berusia 41 tahun. Dia ditangkap pada Senin (16/12) waktu Dubai.
Taghi dicari dalam surat perintah penangkapan internasional atas pembunuhan dan perdagangan narkoba. Dia kini ditahan di sebuah rumah di emirat Teluk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taghi menjadi berita utama pada bulan September ketika seorang pengacara Belanda untuk saksi negara dalam kasus terhadapnya ditembak mati di dekat rumahnya di Amsterdam. Kepala polisi Belanda Erik Akerboom mengatakan penangkapan Taghi sangat penting bagi Belanda dan mengikuti kerja sama antara kedua negara.
Polisi Dubai mengatakan Taghi memasuki negara itu melalui bandara Dubai. Dia disebut menggunakan paspor dan visa dengan identitas palsu.
Taghi disebut tinggal di daerah perumahan di Dubai di mana ia tidak melakukan kegiatan kriminal. Taghi disebut memiliki asisten dari berbagai negara.
Polisi Dubai mengatakan bahwa orang itu mengakui semua kejahatan. Media Belanda mengatakan Taghi dituduh melakukan perdagangan kokain.
Belanda dan Dubai tidak memiliki perjanjian ekstradisi tetapi pihak berwenang di kedua negara sedang berupaya memindahkannya. Tekanan meningkat pada otoritas Belanda untuk bertindak pada September setelah pengacara Derk Wiersum, ayah dua anak, tewas di Amsterdam.
Wiersum adalah pengacara untuk saksi negara bernama Nabil B dalam kasus besar terhadap Taghi dan tersangka lainnya, Said Razzouki.
Belanda telah lama dikenal karena sikapnya yang toleran terhadap ganja, tetapi sebuah laporan yang ditugaskan oleh dewan kota Amsterdam tahun ini mengatakan sekarang ada masalah besar dengan narkoba dan dunia kriminal.
Salah satu serikat utama kepolisian Belanda mengatakan pada saat itu bahwa penembakan pengacara itu adalah 'konfirmasi bahwa kita hidup di negara narco'.
Halaman 2 dari 2