Kedua korban berinisial B (10) dan M (8), warga Kecamatan Gondang. Musibah ini terjadi sekitar pukul 13.00 WIB. Saat itu, kedua korban bersama satu orang temannya bermain di area penambangan yang berlokasi di sebelah utara Dukuh Godean.
"Tahu-tahu satu teman korban ini laporan ke warga, bahwa kedua rekannya tenggelam di lokasi penambangan," ujar tetangga korban, Joko Susilo, ditemui detikcom di rumah duka, Senin (16/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengetahui hal ini, warga langsung menuju ke lokasi penambangan yang berjarak sekitar 1 kilometer untuk menolong korban. Evakuasi berlangsung cepat, namun keduanya sudah dalam kondisi tak bernyawa.
"Kemungkinan keduanya berenang. Karena baju korban ditemukan di tepi kubangan. Namun mungkin mereka tidak menyadari kubangan tersebut cukup dalam. Tadi saya sempat cek ada 2,5 meteran," ungkap Joko.
Peristiwa ini menyisakan duka bagi keluarga korban. Pihak keluarga juga berharap lokasi penambangan diberi pembatas agar kejadian serupa tidak terulang.
Ayah B, Joko Susilo, bercerita saat peristiwa terjadi ia tengah mengikuti kerja bakti di kampungnya. Saat itu, kondisi anaknya sudah dievakuasi warga dan dibawa pulang ke rumah.
"Saya pulang anak saya sudah di rumah. Kondisinya sudah nggak ada. Sempat saya bawa ke rumah sakit terdekat untuk memastikan," ujar Ngadiman di rumah duka.
Ngadiman mengaku anaknya memang sering bermain ke lokasi tambang galian C tersebut. Beberapa tetangga sudah sempat mengingatkan bocah tersebut untuk tidak bermain di sekitar lokasi penambangan karena bahaya.
"Kemarin sama teman-temannya mau kesana. Tapi ketahuan tetangga terus dilarang. Tadi siang pulang sekolah, di rumah nggak ada orang. Jadi dia nggak pamit kalo mau main ke lokasi penambangan," kata Ngadiman.
Menurut Ngadiman, anaknya belum terlalu mahir berenang. Sehingga kurang memperhatikan area penambangan yang berlumpur. Ngadiman menduga anaknya terjebak di lumpur hingga tak mampu naik ke permukaan.
Ngadiman mengaku tidak akan menempuh langkah hukum atas musibah yang menimpa anaknya. Dirinya hanya berharap kejadian ini menjadi yang terakhir.
"Kalau langkah hukum saya sudah pasrah. Kita juga nggak tahu, Yang Kuasa yang bikin. Ya saya minta tambang itu kalo bisa dikasih apa, biar anak-anak nggak bisa ke situ biar nggak terulang lagi," imbuhnya.
Perangkat Desa Kaliwedi, Joko Susilo menyatakan aktivitas penambangan di lokasi tersebut sudah mengantongi izin. Menurutnya, penambangan tersebut sudah berlangsung dua tahun terakhir.
"Awalnya lokasi itu sawah dan ladang. Lalu sejak dua tahun jadi tambang tanah urug. Nah, seminggu terakhir tidak ada aktivitas penambangan, sehingga tidak ada orang di sana. Akhirnya saat ada anak-anak main di situ, tidak ada yang mengawasi," terang Joko.
Situasi lokasi penambangan sendiri saat ini tampak sepi. Masih terlihat satu unit ekskavator tak jauh dari kubangan yang menewaskan kedua korban.
Halaman 2 dari 2