Berdasarkan hasil pengecekan di 4 SPBU tersebut diketahui transaksi pembelian BBM sudah terlihat langsung pada monitor server (komputer) SPBU, Status Automatic Tank Gauge (ATG) aktif dan informasi ATG sudah terkoneksi dengan server (Komputer) SPBU, Informasi status point of sales (transaksi) telah dapat ditampilkan dan berkalan dengan baik pada monitor server SPBU.
"Sedangkan untuk pencatatan nomor polisi kendaraan untuk pembelian solar subsidi baru bisa dicatat melaui mesin EDC, belum terkoneksi dengan monitor server SPBU," kata Fanshurullah dalam keterangan tertulis, Sabtu (14/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan berdasarkan hasil pengawasan yang dilakukan oleh BPH Migas sebagai lembaga yang memberikan penugasan kepada PT Pertamina (Persero), dari target digitalisasi nozzle pada 5.518 SPBU di seluruh Indonesia hingga akhir 2019, sampai dengan 12 Desember 2019 terealisasi sebesar 2.539 SPBU.
Dari jumlah tersebut dapat menampilkan kondisi stok SPBU dan profil penyaluran SPBU per transaksi tapi belum dapat mencatat nomor polisi kendaraan. Oleh karena itu keluaran yang dihasilkan belum dapat dijadikan perangkat untuk pengawasan dan pengendalian BBM bersubsidi per pengguna kendaraan. Dari 2.539 SPBU yang telah terdigitalisasi, terdapat sejumlah 1.910 SPBU yang sudah dapat melakukan pembayaran menggunakan perangkat EDC dari program Link Aja.
"BPH Migas memberikan apresiasi kepada PT Pertamina (Persero) atas terealisasinya digitalisasi nozzle pada 2.539 SPBU dari target 5.518 SPBU. Kami harapkan sisa target tersebut dapat segera terealisasi dan kami harapkan untuk dapat melakukan pengawasan secara efektif konsumen solar dan premium melalui digitalisasi nozzle SPBU perlu dilengkapi dengan indentifikasi konsumen seperti nomor kendaraan dan jumlah pembelian," jelasnya.
Namun, digitalisasi nozzle SPBU yang dilakukan sampai dengan saat ini belum memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi konsumen khususnya nomor kendaraan dan volume pembelian.
"Kami meminta PT Pertamina (Persero) dapat mengimplementasikan sistem identifikasi konsumen dan volume pembelian pada digitalisasi nozzle SPBU agar dapat digunakan untuk pengawasan BBM bersubsidi dengan efektif dan target digitalisasi nozzle SPBU sebanyak 5.518 SPBU dapat tercapai," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, Jenis BBM Tertentu (JBT) merupakan komoditas yang diberikan subsidi sesuai Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014. Lantaran itu, untuk meningkatkan akuntabilitas data, penyaluran JBT perlu menggunakan pencatatan elektronik yang dapat mengidentifikasi penggunaan dan penyalurannya di titik serah penyalur (ujung nozzle) oleh Badan Usaha pelaksana sebagai dasar perhitungan subsidi.
Menteri ESDM meminta Menteri BUMN agar menginstruksikan kepada PT Pertamina (Persero) untuk segera melaksanakan pencatatan penjualan JBT sesuai ketentuan Perpres Nomor 191 melalui pencatatan elektronik/digitalisasi nozzle.
Sebagai tindak lanjutnya pada tanggal 31 Agustus 2018 telah dilakukan penandatanganan kerja sama Program Digitalisasi Nozzle antara PT Pertamina (Persero) dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Program Digitalisasi Nozzle yang merupakan sinergi BUMN untuk meningkatkan pengawasan BBM bersubsidi (minyak solar) dan BBM penugasan (premium) akan memasang digitalisasi pada 5.518 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di seluruh Indonesia. (prf/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini