"Tolong untuk kaitan kejadian adanya korban diterkam harimau untuk tidak menyebarkan foto-foto korban," tegas Kapolres Lahat, AKBP Ferry Harahap saat dikonfirmasi, Jumat (13/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menghargai keluarga korban dan juga untuk tak menyebarkan rasa takut pada masyarakat," kata Ferry.
Diakui Ferry, kejadian warga diterkam harimau semua dimulai dari aktivitas masyarakat. Sebab masyarakat mulai melakukan perusakan alam yang jadi habitat harimau sumatera.
Bersama BKSDA, Ferry memastikan akan terus mengawasi aktivitas harimau yang ada dalam Hutan Lindung. Sebab Hutan Lindung yang membentang di daerah itu telah menjadi habitat harimau sumatera.
"Kami bersama BKSDA terus mengawasi harimau ini. Perlu diketahui masyarakat bahwa harimau adalah hewan dilindungi, kita tidak dapat melumpuhkan harimau ketika berada dalam hutan lindung yang merupakan habitatnya," tutup Ferry.
Diketahui, Warga di perbatasan antara Muaraenim dan Lahat kembali dibuat geger setelah seorang warga, Mustadi tewas diterkam harimau. Mustadi diterkam harimau saat memikat burung di dekat pondok kebun kopi.
Mustadi bersama seorang teman, Irian awalnya menggiling kopi, Kamis (12/12) sekitar pukul 17.00 WIB. Setelah selesai menggiling kopi, ia pamit untuk memikat burung tidak jauh dari pondok yang juga masuk kawasan Hutan Lindung.
Tidak lama kemudian, Irian melihat ada seekor harimau melintas. Irian berteriak dan minta korban berlari, tetapi sayang korban keburu diterkam binatang buas tersebut.
Akibatnya, korban tewas dengan luka di leher, bahu, dada dan kedua kaki hilang telapaknya. Korban berhasil dievakuasi oleh masyarakat dan juga jajaran Polsek Kota Agung, Lahat.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini