Jakarta -
Marco Kusumawijaya mundur dari jabatan Ketua Bidang Pengelolaan Pesisir Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (
TGUPP) Anies Baswedan. Langkah tutup buku Marco dilatarbelakangi niatanya untuk menulis buku.
Marco merupakan pengamat perkotaan yang memimpin tim yang mengatasi masalah pesisir sejak Juni 2018. Anggota timnya, yaitu eks Dirjen Kelautan KKP, Sudirman Saad; eks Direktur Eksekutif Walhi, Khalid Muhammad; eks ICLEI, Irvan Pulungan; pakar kelautan ITB, Muslim Muin.
Informasi soal keluarnya Marco dari TGUPP tersebar di media sosial. Akun Twitter @digeeembok mengunggah foto tangkap layar terusan pesan. Di sana, Marco menyatakan pamit undur diri dan tidak lagi menjadi anggota TGUPP per 1 Desember.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya. Sudah mengundurkan diri sejak 1 Desember. Infonya, beliau ke saya akan fokus menulis buku," ucap Suharti saat dihubungi, Selasa (10/12).
Giliran Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan yang memberi keterangan soal mundurnya Marco. Anies mengatakan tugas Marco sudah selesai sehingga tak jadi masalah bila mengundurkan diri.
"Khusus tim pesisir sudah tuntaskan pekerjaan menyusun rencana untuk pengembangan kawasan pesisir. Rancangan sudah jadi sejak akhir Oktober, dan November harusnya sudah bisa presentasi. Tapi karena kita semua padat di dalam urusan anggaran, sehingga belum dipresentasikan," ucap Anies kepada wartawan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (11/12).
Hasil kajian dari Marco dkk akan menjadi landasan kebijakan pengelolaan kawasan. Hasil kajian itu akan menjadi bahan penyusunan revisi RDTR (rencana detail tata ruang) dan zona kawasan pesisir. Intinya, tugas Marco dinyatakan Anies sudah rampung dan bisa berkonsentrasi menyelesaikan karya pribadinya.
"Beliau kemudian mempersiapkan penulisan buku," kata Anies. Belum ada pengganti Marco di TGUPP.
Sosok MarcoMarco adalah arsitek kelahiran Pangkal Pinang 14 Juli 1961. Dia adalah lulusan Universitas Katolik Parahyangan dan Pascasarjana Centre Human Settlements, Catholic University of Leuven, Belgia.
Dia dikenal publik sebagai pakar perkotaaan sekaligus aktivis sosial. Dia adalah pendiri Rujak Center for Urban Studies (RCUS) yang banyak melakukan riset, peningkatan kapasitas, dan advokasi kebijakan perkotaan.
Marco aktif di media sosial. Cuitannya kadang kontroversial. Contohnya sekitar empat bulan sebelum undur diri, cuitannya memantik pro-kontra. Tweet-nya terkait Wali Kota Surabaya
Tri Rismaharini (Risma).
"Keren! Bagus banget buat Jakarta kalau Bu Risma mau jadi Kepala Dinas Persampahan. Dinas Lingkungan Hidup bisa dipecah menjadi salah satunya Dinas Persampahan. Semoga beliau mau, kalau sudah lega dengan urusan anaknya," tulis Marco seperti dilihat detikcom, Kamis (1/8).
Cuitan itulah yang dinilai Pemkot Surabaya telah menyerang personal Risma. Pemkot Surabaya juga merespons cuitan Marco juga melalui akun Twitternya, @BanggaSurabaya, pada hari yang sama. Pemko Surabaya menyesalkan cuitan Marco.
"Terkait tweet yang disampaikan oleh @mkusumawijaya ini, kami menyesalkan hal tersebut karena menyerang secara personal Wali Kota Surabaya," demikian respons Pemkot Surabaya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini