Usai Diteror Belasan Kobra, Warung Mi Ayam di Klaten Sudah Buka Lagi

Usai Diteror Belasan Kobra, Warung Mi Ayam di Klaten Sudah Buka Lagi

Achmad Syauqi - detikNews
Rabu, 11 Des 2019 16:26 WIB
Usai diteror kobra, warung mi ayam di Klaten ini sudah buka lagi (Foto: Acmad Syauqi/detikcom)
Klaten - Warung mi ayam milik Sarmiati (38) di Karangdowo, Karangwungu, Klaten kini sudah buka lagi usai diteror belasan kobra. Para pelanggan juga sudah berdatangan.

"Pembeli tidak terpengaruh. Biasa saja seperti sebelumnya," kata pemilik warung mi ayam, Sarmiati (38) saat ditemui detikcom di warung mi Petir miliknya, Rabu (11/12/2019).

Sarmiati menutup warung mi ayam miliknya dari Jumat-Minggu kemarin. Dia mengaku warung itu tutup untuk penanganan dari tim Damkar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski sempat dihebohkan dengan teror kobra, pengunjung tetap berdatangan ke warung mi ayam petir milik Sarmiati itu. Dia menambahkan sejumlah perangkat desa juga mendatangi warung miliknya.

"Bu camat, pak Kapolsek dan Danramil datang sebab berita heboh di internet. Mereka bertanya kok tidak laporan," tutur Sarmiati.

Sarmiati kini juga tak lagi mengungsi. Dia juga sudah mulai berjualan sejak Senin (9/12).

Salah satu pembeli menuturkan warung mi ayam milik Sarmiati itu tetap ramai dikunjungi. Banyak juga tukang ojek yang membeli mi ayam tersebut.

"Pembeli tetap ada, biasa saja. Termasuk yang online tetap ramai," ujar Hariyanti.


Sebelumnya diberitakan, belasan anak ular tersebut ditemukan di warung Sarmiati di tepi Jalan Pedan-Karangdowo, Dusun Grembyang, Desa Karangwungu, berturut-turut selama sepekan sejak hari Senin (2/12). Dia meyakini jumlah ular yang ditemukan di warungnya 13 ekor. Yang ditangani keluarga ada enam ekor dan yang dipergoki tim Damkar ada tujuh tetapi satu ekor lari saat hendak dilakukan penangkapan.

Kasi Pemadam Kebakaran Kantor Satpol PP dan Pemadam Kebakaran Pemkab Klaten Sumino mempertimbangkan untuk melepasliarkan ular kobra yang sudah meneror warung mi ayam milik Sarmiati itu. Dia juga berpesan agar ular itu tak dibunuh.

"Saya pesan sama teman-teman yang di lapangan supaya diberi hidup dulu, jangan dimatikan. Nanti bisa dipindah tempat ke tepi sawah atau sungai. Di televisi juga banyak kasus itu," tuturnya.

"Akan kami kondisikan teman yang di lapangan. Tapi kalau sudah sangat membahayakan, ya saya setuju saja dimatikan. Tapi detailnya yang tahu teman-teman di lapangan karena yang sudah ikut pelatihan," ucapnya

Halaman 2 dari 2
(ams/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads