Informasi dihimpun, rumah yang diteror bom itu milik Sunaria. Namun anak Sunaria, Junaidi juga tinggal di rumah cat hijau itu bersama keluarga dan sang anak, BY.
"Pelaku terornya BY cucu pemilik rumah. Motif karena sering dimarahi orang tua," kata Kapolsek Kemuning, AKP Robert Sihombing, Rabu (11/12/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikatakan Robert, aksi teror terjadi pada Senin (9/12) pukul 09.00 WIB. Tidak hanya BY, polisi turut mengamankan tiga temanya sebagai saksi.
"Kemarin diamankan empat orang, tiga berstatus saksi. Ada satu orang teman BY yang ikut membeli panci, piring dan kabel-kabel Minggu pagi (8/12)," imbuh Robert.
Meski demikian, Robert menegaskan tidak ada bahan peledak dalam tas yang ditemukan di rumah Sunaria. Hanya saja benda dalam tas itu dirakit layaknya bom panci.
"Nggak ada bahan peledak, hanya benda dirakit-rakit begitu saja. Dia masang lihat dari Youtube," kata Robert.
Aksi teror sendiri disebut Robert bukan pertama kali. BY tercatat telah berulang kali melakukan aksi teror dan membuat resah keluarga.
Salah satunya melakukan aksi teror di 2 rumah keluarga Sunaria. Mulai dari teror bom molotov hingga teror diculik saat ia diperjalanan.
"Bukan yang pertama kali, jadi memang ini BY yang merekayasa dan dia seolah-olah bercerita menggiring opini teror ini benar-benar ada," katanya.
Atas tindakannya, BY kini masih dalam pemeriksaan di Satreskrim Polrestabes Palembang. BY rencananya akan dapat pembinaan khusus dari KPAI dan pihak keluarga.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini