RI Desak Negara Maju Buktikan Komitmen Pendanaan Capacity Building

Laporan dari Madrid

RI Desak Negara Maju Buktikan Komitmen Pendanaan Capacity Building

Mei Amelia R - detikNews
Rabu, 11 Des 2019 15:27 WIB
Wakil Menteri Lingkungan dan Kehutanan RI Alue Dohong (Mei Amelia/detikcom)
Madrid - Indonesia mendesak negara-negara maju yang tergabung dalam UNFCCC-COP untuk membuktikan komitmen dalam upaya meningkatkan ambisi national determined contribution (NDC). Untuk itu, negara maju diminta mendanai pengembangan kapasitas teknologi (technology capacity building).

"Komitmen mereka tentang USD 100 miliar per tahun itu tunjukkan karena kalau mereka nggak nambah lagi ya itu tadi target 100 persen untuk stabilisasi iklim global bisa terhambat karena pendanaan," kata Wakil Menteri Lingkungan dan Kehutanan RI Alue Dohong setelah mengikuti sesi dengar pendapat para menteri energi di Baker Room Feria de Madrid, Madrid, Spanyol, Selasa (10/12/2019) malam waktu setempat.


Setiap negara memiliki ambisi dalam upaya meningkatkan NDC dalam upaya menekan emisi karbon. Indonesia menetapkan NDC sebanyak 29 persen dan dengan bantuan internasional sebanyak 41 persen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita sudah cukup lah goal 29 (persen) itu dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan dukungan internasional, tetapi kita harapkan negara-negara maju itu meningkatkan ambisi mereka untuk mengurangi emisi," jelasnya.

Artikel 6 Persetujuan Paris menjadi salah satu poin pembahasan pada COP25 ini. Padahal hal ini sudah dibahas sejak 3 tahun lalu, tetapi sampai dengan saat ini para negara belum mencapai kesepakatan.

Meski begitu, Alue tetap optimistis COP25 ini dalam menyelesaikan Artikel 6 Persetujuan Paris. "Ya optimis dulu lah, positive thinking, mudah-mudahan sampai terakhir itu bisa sukses," ucapnya.

Dalam kesempatan pertemuan dengan para menteri energi, Selasa (10/12) malam, Alue, yang merupakan Ketua Tim Delegasi RI, menyampaikan beberapa kebijakan pemerintah terkait transisi energi ke energi baru dan terbarukan (renewable energy).

"Bahwa pertama kita punya kebijakan biofuel atau mix energy B20, B30, dan seterusnya, itu bagian transisi kita dari konvensional ke fuel renewable energy," imbuhnya.

Selain itu, Indonesia telah mengembangkan beberapa program pelatihan di Vali, Lombok, dan Sumba dalam rangka mengatasi menuju renewable energy.


"Kita juga mengembangkan innovative financial mechanism lewat green bond dan sukuk atau Islamic bond itu bagian dari pengembangan energi terbarukan kita," imbuhnya.

Koalisi Negara Berkembang

Proses negosiasi pada COP25 sudah berlangsung selama sepekan dan masih berlanjut. Indonesia berfokus pada artikel 6 Persetujuan Paris dengan mekanisme non-market.

Beberapa negara berkembang punya kesepakatan yang sama dengan Indonesia terkait Artikel 6 Persetujuan Paris ini. "Kita kan berkoalisi dengan G77+China kan pada umumnya kita sependapat, kita beraliansi dengan itu dan negara lain yang sifatnya bilateral," tuturnya.

"Dengan Norwegia juga saya minta begitu dan kita dorong negara maju untuk meningkatkan ambisi mereka," imbuhnya.

Alue menyebut sejauh ini timnya tidak memiliki kendala dalam proses negosiasi.

"Mudah-mudahan semua berharap COP25 menghasilkan keputusan yang firm tentang artikel 6 itu," tandasnya.
Halaman 2 dari 2
(mei/aan)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads