Demo Depan Istana, Ketua YLBHI Orasi soal Reformasi Dikorupsi

Demo Depan Istana, Ketua YLBHI Orasi soal Reformasi Dikorupsi

Farih Maulana Sidik - detikNews
Selasa, 10 Des 2019 17:35 WIB
Ketua YLBHI Asfinawati saat demo depan Istana. (Farih Maulana/detikcom)
Jakarta - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) Asfinawati ikut berdemo di depan Istana Negara bersama mahasiswa. Dia menyinggung masalah HAM di Indonesia sejak sebelum reformasi, pascareformasi, hingga nasib para aktivis yang dulu berjuang di reformasi malah terlibat korupsi.

Aksi tersebut digelar terkait peringatan Hari HAM Internasional. Asfinawati awalnya berbicara tentang HAM yang pada 1990 bukan cuma dituntut oleh buruh dan petani, namun juga oleh polisi.

"Tahun 1990-an siapa yang membutuhkan HAM? Bukan hanya buruh, bukan hanya petani. Tetapi mereka yang berseragam cokelat di sana (tunjuk polisi) berteriak tentang HAM. Kenapa? Aparat keamanan dalam negeri, aparat keamanan dalam negeri yang seharusnya menjadi sipil berada di dalam TNI. Kemudian muncul reformasi, reformasi yang menumpahkan darah rakyat, darah mahasiswa dan darah mereka itulah, mereka yang berseragam cokelat bapak polisi yang terhormat sekarang bisa menjadi warga sipil dan menjalankan organisasinya sendiri," kata Asfinawati di atas mobil komando, depan Istana Negara, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (10/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Namun dia menyebut reformasi telah dikhianati. Menurutnya, reformasi telah dikorupsi.

"Sayangnya, reformasi itu dikhianati, reformasi itu dikorupsi dan ketika reformasi dikorupsi, demokrasi dikorupsi, mahasiswa yang membebaskan polisi dikriminalkan oleh polisi," tuturnya.

Simak Video "Bamsoet Bicara Usulan Pemberantasan Korupsi Jadi Konstitusi"




Asfinawati menyebutkan reformasi dan HAM bukan soal mahasiswa atau buruh saja, tapi tentang semua pihak. Menurutnya, persatuan sangat penting di era setelah pecahnya reformasi untuk memperjuangkan keadilan.

"Karena itu, reformasi, demokrasi, HAM ini bukan soal pelajar bukan soal mahasiswa ini bukan soal buruh, kita semua penting, tetapi semua tidak penting. Kita menjadi penting karena kita bersatu, karena kita masih bersama rakyat, karena kita masih memperjuangkan keadilan," katanya.


Asfinawati pun menuturkan hingga kini kasus pelanggaran HAM terus berulang. Dia pun menyinggung orang-orang yang awalnya berjuang bersama rakyat di jalanan malah berkhianat dan jadi koruptor.

"Mengapa? Karena sejarah terus berulang, mereka yang ada di jalan tahun '66 menjadi koruptor pada tahun '80-an, mereka yang aksi pada tahun '98 menjadi koruptor pada tahun 2009. Mereka bukan hanya menjadi koruptor, tapi mereka yang menghancurkan gerakan rakyat yang dulu berjuang bersama mereka," pungkasnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads