Sukoharjo - Warga terdampak limbah udara PT Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo kembali menggelar aksi demonstrasi. Mereka menuntut pabrik serat sintetis itu tutup karena masih mengeluarkan bau busuk sejak dua tahun lalu.
Tampak para demonstran membawa kentongan ke lokasi demonstrasi di depan PT RUM, Nguter, Sukoharjo, Selasa (10/12/2019). Tanpa henti, mereka membunyikan kentongan secara bertalu-talu.
Kentongan selama ini digunakan warga untuk berkomunikasi dengan PT RUM. Jika tercium bau, maka warga menyampaikannya dengan membunyikan kentongan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Biasanya kita bunyikan di rumah saat bau. Sekarang kita bawa kentongan di sini. Kebetulan sekarang baunya juga tercium," kata Herman, koordinator aksi.
Demo mendesak penutupan PT RUM Sukoharjo. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom) |
Selain membawa kentongan, sejumlah demonstran juga membawa spanduk dan poster tuntutan. Beberapa orang pun berorasi secara bergantian di atas mobil pikap.
Beberapa spanduk tertulis 'Setan PT RUM Menghantui Warga', 'Koe Lereno Kene Damai' dan 'PT RUM Kakean Dusta'. Kemudian 'Bupati Wardoyo Kami Kecewa' serta 'Tutup PT RUM!'.
Herman menyampaikan beberapa tuntutan demonstran. Yang pertama ialah hentikan pencemaran lingkungan PT RUM, kemudian cabut izin lingkungan PT RUM, serta meminta aparat tidak bertindak represif terhadap demonstran.
"Berkali-kali pemerintah dan PT RUM menjanjikan solusi untuk menghentikan pencemaran. Tapi faktanya mereka tidak pernah menepati janji," ujar dia.
Demo mendesak penutupan PT RUM Sukoharjo. (Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom) |
Warga mengaku telah dua tahun merasakan pencemaran berupa bau busuk dan menyengat. Sejumlah aksi telah mereka lakukan. Terakhir, mereka bermalam di depan rumah dinas Bupati Sukoharjo saat PT RUM mengeluarkan bau pada 26 Oktober 2019 lalu.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini