Pidato 'Buang Naskah' ala Menteri Nadiem

Round-Up

Pidato 'Buang Naskah' ala Menteri Nadiem

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 06 Des 2019 07:32 WIB
Mendikbud Nadiem Makarim (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim selalu menarik perhatian. Yang terbaru, Nadiem menuturkan kisahnya membuang naskah pidato.

Pidatonya soal 'buang naskah' itu disampaikan Nadiem saat menghadiri Pelantikan Rektor Universitas Indonesia (UI) di Balai Purnomo, Kampus UI, Depok pada Rabu (4/12) lalu. Kala menyampaikan pidatonya, Nadiem mengaku telah membuang naskah yang disiapkan untuknya.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nadiem pun menjelaskan alasannya membuang naskah pidato itu. Dia mengatakan ingin menggunakan kesempatan berpidato itu untuk memaparkan prioritas kerjanya selama lima tahun ke depan.

"Yang terhormat bapak ibu yang hebat di depan saya terutama Bu Ani (Menkeu Sri Mulyani), terima kasih sudah mengundang saya di sini saya seperti Prof Ari ada naskah pidato langsung saya buang karena saya ingin gunakan kesempatan untuk menjadi sesi kerja pertama selama lima tahun ke depan," kata Nadiem disambut tepuk tangan hadirin.



Usai menceritakan momen membuang naskah, Nadiem pun berbicara perihal 'darah' UI. Eks Bos Go-Jek itu mengatakan bahwa dirinya bukanlah alumni UI. Namun, menurutnya, 'darah' UI mengalir padanya.

"Pertama saya harus bilang bahwa saya bukan alumni UI. Tapi orang tua saya, bapak, ibu dan seluruh keluarga saya om-om dan tante semua, eksklusif alumni UI. Jadi saya sebenarnya produk UI juga dan saya merasa tidak bisa mencapai seperti ini kalau tanpa UI. Jadinya ini sesuatu yang spesial saya bisa hadir di sini," tuturnya.



Dalam kesempatan itu, Nadiem juga menyampaikan terima kasihnya kepada eks Rektor UI, Prof Muhammad Anis atas capaian UI dalam dunia pendidikan. Menurutnya, di bawah kepemimpinan Anis, UI telah memberikan kontribusi kepada dunia pendidikan Indonesia.

"Seperti pencapaian di QS Ranking meningkat. Tapi yang terutama buat saya, yang paling membanggakan adalah fintech-nya dari times higher education award. Itu buat saya bukan ranking, tapi dampak terhadap sustainable development, terima kasih ya prof," kata Nadiem.



Lebih lanjut, Nadiem kemudian menyampaikan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kemendikbud lima tahun ke depan. Dia mengatakan, Jokowi ingin menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk mencetak pemimpin-pemimpin besar di masa depan.

"Kalau menganalisa apa dampak terbesar yang bisa dilakukan meningkatkan SDM unggul itu simpel jawabanya adalah pencetakan pemimpin pemimpin masa depan artinya mahasiswanya. Jadi bapak ibu pertama adalah menyadari bahwa prioritas utama adalah proses penggunaan, pembelajaran dan pencetakan karakter mahasiswa di dalam peruguruan tinggi," tuturnya.



Untuk mewujudkan hal itu, Nadiem mengatakan pendidikan Indonesia harus mulai merdeka dalam belajar dan menjadikan guru sebagai penggerak. Dengan dua hal itu, dia yakin kualitas pendidikan Indonesia akan meningkat dan bersaing di kancah internasional.

"Interpresrasi Kemendikbud terhadap visi presiden adalah dua hal satu adalah merdeka belajar, kedua adalah guru penggerak. Di sini kata guru disubstitusikan dosen," kata Nadiem.
Halaman 2 dari 3
(mae/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads