Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko membela
Presiden Jokowi yang disebut akademisi
Rocky Gerung tidak memahami Pancasila. Moeldoko justru menilai betapa pentingnya program BPJS Kesehatan.
"Saya pikir, itu cara menilainya itu kacamatanya buram. Kalau kacamatanya jernih melihatnya adalah bahwa program BPJS itu sebuah program yang tidak semua negara mampu," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (4/12/2019).
Kritik Rocky kepada Jokowi memang terkait masalah BPJS Kesehatan. Namun Moeldoko mengatakan jangan langsung BPJS Kesehatan dikaitkan dengan Pancasila.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ini memang berat. Jadi kalau itu berat, maka kan harus ada upaya untuk meringankan beban APBN kan itu. Jadi jangan melihatnya langsung dikaitkan dengan Pancasila," katanya.
Tonton juga Menantu Jokowi Cawalkot Medan, PKS:Tren Nepotisme Muncul Lagi :
Moeldoko mengatakan Jokowi memahami betul Pancasila. Moeldoko mencontohkan acara
presidential lecture internalisasi dan pembumian Pancasila yang disampaikan Jokowi, kemarin (3/12).
"Ya nggak,
wong kemarin baru memberikan
lecture tentang internalisasi Pancasila. Internalisasi Pancasila itu sudah kelas yang paling tinggi," ujar Moeldoko.
"Jadi kemarin beliau sudah mengajarkan internalisasi Pancasila itu sudah kelas yang paling tinggi," imbuhnya.
Pada acara ILC yang disiarkan
TvOne, Rocky mengatakan tidak ada orang yang Pancasilais di Indonesia, termasuk Presiden Jokowi. Dia menilai Jokowi hanya hafal Pancasila tapi tak memahaminya. Akibat pernyataan tersebut, tagar RockyGerungMenghinaPresiden ramai di Twitter.
"Saya tidak Pancasilais, siapa yang berhak menghukum atau mengevaluasi saya? Harus orang yang Pancasilais, lalu siapa? Tidak ada tuh. Jadi sekali lagi, polisi Pancasila, presiden juga tak mengerti Pancasila. Dia hafal tapi dia nggak ngerti. Kalau dia paham, dia nggak berutang, dia nggak
naikin BPJS," kata Rocky.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini