"Saya pikir ini opportunity baru. Kalau bicara blue carbon atau blue COP seperti sekarang--selama ini kita agak fokus pada mitigation action--agak kurang di bidang adaptation action, sekarang kita mulai bergerak ke dua-duanya," jelas Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) yang juga Ketua Tim Delegasi RI Alue Dohong di Paviliun Indonesia, Madrid, Spanyol, Selasa (3/12/2019).
Alue menyebut RI harus memperkuat daya tahan untuk mengadaptasi perubahan iklim. "Laut, terutama mangrove dan padang lamun kita, terutama kalau kita lakukan restorasi dan peningkatan tutupan mangrove dan sebagainya itu memperkuat adaptasi kita akan perubahan iklim akibat dari peningkatan permukaan laut," jelas Alue.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Blue COP menjadi salah satu agenda yang akan dibahas dalam konvensi perubahan iklim ke-25 kali ini. Karena itu, Indonesia perlu memperkuat scientific base terkait blue carbon.
"Mungkin mangrove sudah relatif banyak diberikan scientific base, tapi di sektor lain masih kurang," katanya.
Untuk meningkatkan adaptasi blue carbon ini, kata Alue, perlu adanya koordinasi antarkementerian, salah satunya Kementerian Kemaritiman, Kelautan, dan Perikanan (KKP).
"Jadi saya ke depan setelah COP akan mendorong rapat koordinasi bagaimana kita membuat strategi di bidang blue carbon ini, termasuk koordinasi antar-kementerian untuk susun scientific base dulu, sejauh mana knowledge kita tentang blue carbon kalau masih banyak gap, buat semacam scientific commitee dalam rangka perkuat scientific information kita di bidang itu sehingga dalam COP selanjutnya bidang ocean bisa menjadi hal yang bagus juga," papar Alue.
Halaman 2 dari 2