Bantul - Seorang mahasiswa
UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sirajul Milal (22) tewas akibat terperosok ke dalam sumur saat jadi
imam salat, Sabtu (30/11) malam. Seorang warga, Wardoyo (35), menceritakan proses evakuasi korban malam itu.
Wardoyo (35) menyebut mengetahui musibah yang terjadi musala yang berada Pesantren Ilmu Giri,
Bantul, itu saat sedang di rumahnya. Saat itu dia baru saja selesai membersihkan pesantren tersebut.
"Saat terjadi kecelakaan itu, saya di rumah. Baru saja saya istirahat, tiba-tiba teman-teman mahasiswa ke sini minta tolong, katanya ada yang terperosok,
gitu. Nah, tanpa pikir panjang, saya langsung lari ke TKP," katanya saat ditemui di rumahnya, Senin (2/12).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang bertugas membersihkan lokasi tersebut melanjutkan, sesampai di musala, ia mendengar teriakan para mahasiswa yang meminta tali. Dia akhirnya mengetahui korban terperosok ke sumur yang ada di bawah tempat salat imam.
Musala lokasi mahasiswa tewas terperosok ke dalam sumur saat jadi imam salat di Bantul. (Pradito Rida Pertana/detikcom) |
"Sampai sana ada yang bilang tali... tali.... Sepintas di pikiran saya itu bagaimana kalau pakai selang elastis terus ditarik, setelah menarik selang itu saya langsung turun. Padahal saya nggak bisa renang. Refleks saja saya saat itu," katanya.
"Terus saya turun pakai selang, dan ternyata saat kena air itu licin. Karena itu, saya minta bantuan warga. Terus ada warga yang datang membantu saya pakai tambang agar lebih kencang (tali yang dipakai menuruni sumur)," imbuh Wardoyo.
Setelah tali kencang, Wardoyo langsung berupaya menuruni sumur berisi air. Namun kedalaman air yang mencapai 3,15 meter membuatnya kewalahan dan beberapa kali naik ke mulut sumur untuk menghela napas.
Musala lokasi mahasiswa tewas terperosok ke sumur saat jadi imam salat di Bantul. (Pradito Rida Pertana/detikcom) |
"Saya pikir cetek, ternyata cukup dalam itu (kedalaman air di dalam sumur). Terus saya sampai 3 kali ambil napas dan turun lagi, akhirnya yang ketiga kali itu saya sempat
nyentuh (tubuh) korban," ucapnya.
Karena kelelahan, Wardoyo pun meminta bantuan mahasiswa yang bisa berenang. Hal itu untuk mengevakuasi korban yang berada di dalam sumur.
"Lalu saya teriak ada yang bisa berenang? Ternyata ada, saya bilang ke dia (mahasiswa) untuk ambil napas panjang dan turun. Setelah dia turun, tiba-tiba langsung membawa naik korban dan langsung saya ikat pakai tali untuk dinaikkan ke mulut sumur," ucapnya.
Setelah dinaikkan ke mulut sumur, korban lantas dilarikan ke rumah sakit menggunakan mobil ambulans.
Terkait kondisi korban, Wardoyo mengaku tidak mengetahui pasti karena ia sangat kelelahan dan kondisi fisiknya sangat lemah.
"Kalau posisi saya sudah
ngos-ngosan, saya sesak dan kedinginan itu mas. Terus saya ke klinik yang ada di SPN (Selopamioro) untuk minta pertolongan medis," ucapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Wardoyo menjelaskan bahwa sumur itu lebih dulu ada sebelum musala dibangun.
Sumur tersebut dipakai untuk kebutuhan air Pesantren Ilmu Giri. Seiring berjalannya waktu, sumur kerap kemasukan sampah. Hingga akhirnya dibangun musala di atas lubang sumur.
Musala lokasi mahasiswa tewas terperosok ke sumur saat jadi imam salat di Bantul. (Pradito Rida Pertana/detikcom) |
"Dari dulu sudah ada sumur dan di atasnya musala,
nutupi agar tidak ada sampah masuk," jelasnya.
Sejak awal dibangun pada 2005, konstruksi musala disebutnya memang terbuat dari bambu. Musala sudah tiga kali direnovasi, yang terakhir dua tahun lalu.
Wardoyo mengaku musala itu aktif dipakai untuk kegiatan.
"Beberapa kali sering digunakan musala itu kalau ada acara. Warga juga pakai tapi nggak sering. Biasanya kalau ada maba (mahasiswa baru) dibawa ke sini untuk acara," tutur Wardoyo.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini