Rembang - Shalfa Avrila Siani (17), atlet senam asal Jawa Timur untuk Sea Games 2019 di Manila yang dipulangkan karena isu tidak perawan, mengharapkan nama baiknya direhabilitasi. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut perlu melibatkan psikolog dalam persoalan ini.
"Dicek dulu secara psikologis, kalau secara psikologis ada sesuatu, baru kemungkinan rehabilitasi sosial. Tapi semuanya harus dilakukan secara
scientific, berarti harus ada psikolog yang melakukan komunikasi," kata Khofifah saat berkunjung di Rembang, Jawa Tengah, Minggu (1/12/2019).
Khofifah mengaku tak bisa mengambil langkah gegabah atas peristiwa yang menimpa Shalfa. Ia menyebut, sejauh ini pemerintah provinsi melalui KONI Jawa Timur telah turun tangan atas kasus tersebut. Hari ini, kata Khofifah, tim dari KONI telah berkunjung ke rumah Shalfa di Kediri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemarin pelatihnya itu sudah diajak untuk saling tukar pikiran sama KONI Jawa Timur. Hari ini dari KONI insyaallah ke rumahnya Shalfa di Kediri," ujarnya.
Menurut Khofifah, kejadian yang menimpa Shalfa bisa menjadi pembelajaran bagi cabang olahraga lainnya. Mulai dari kedisiplinan, prioritas prestasi dan privasi seorang atlet harusnya dijaga.
"Pola-pola ini bagus kalau dilakukan verifikasi, jadi semuanya harus menjaga, tataran privasi seseorang harus dijaga. Apa yang menjadi standar dari prioritas prestasi kedisiplinan yang sudah dirumuskan masing-masing cabor juga harus dihormati," ujarnya.
"Untuk atlet yang sekarang sedang berlaga di Sea Games di Manila, saya ingin semuanya tetap semangat, lakukan yang terbaik, prioritas-prioritas untuk mendapatkan medali emas tetap harus diikhtiarkan," lanjutnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini