Kisah di Jabal Uhud saat Rasulullah Diisukan Terbunuh

Kisah di Jabal Uhud saat Rasulullah Diisukan Terbunuh

Erwin Dariyanto - detikNews
Jumat, 29 Nov 2019 07:08 WIB
Jabal Uhud, tempat terjadinya Perang Uhud (Foto: Erwin Dariyanto/detikcom)
Jakarta -

Jabal Uhud pertengahan syawal tahun ke-3 Hijrah kurang lebih 1.376 tahun yang lalu riuh gemuruh oleh teriakan dari dua kubu yang berseberangan. Peristiwa ini dikenal dengan Perang Uhud. Pasukan Quraisy bersorak ketika sang Panglima Kufar, Abdullah bin Qamiah, berteriak keras mengumumkan kepada pasukannya bahwa Rasulullah telah wafat.

"Muhammad sudah mati! Muhammad sudah mati," teriak Abdullah bin Qamiah yang kemudian ditimpali teriakan nama, "Uzza, Hubbal, Uzza, Hubbal." Suara itu bersahut-sahutan di Lembah Uhud. Menggema dari satu lereng ke lereng lainnya.

Di sisi lain, pasukan muslim yang mendengar kabar Rasulullah wafat, menangis pilu. Di Jabal Uhud mereka terduduk lemas, tangisan sengsara begitu menyayat. Mereka takut kehilangan Nabi Muhammad, sang penghulu Nabi dan Rasul.



Sebagian menyesal telah mengabaikan pesan Rasulullah sebelum berperang di Perang Uhud agar pasukan pemanah tak meninggalkan posisinya di Jabal Rumat. "Hujanilah pasukan musuh yang hendak menyerang kami dengan panah-panah kalian. Jangan biarkan mereka menyerbu kami dari belakang. Bertahanlah dan jangan tinggalkan tempat ini. Jika kalian lihat ada yang ikut merampas harta musuh, jangan kalian ikut-ikutan," begitu pesan Rasulullah kepada pasukan Muslim yang siap bertempur di Perang Uhud.

Pasukan Muslim yang saat itu hanya berjumlah 700 awalnya berhasil memukul mundur sekitar 3.000 tentara Quraisy sampai mereka meninggalkan senjata dan harta yang dibawa di Jabal Uhud. Rupanya sekian banyak harta yang ditinggalkan tentara Quraisy membuat pasukan Islam terlena.

Tentara pemanah mengabaikan pesan Rasulullah. Mereka meninggalkan posisi mereka untuk berebut harta rampasan.



"Kenapa kita masih tinggal di sini juga dengan tidak ada apa-apa. Tuhan telah menghancurkan musuh kita. Mereka, saudara-saudara kita itu, sudah merebut markas musuh. Ke sanalah juga kita, ikut mengambil rampasan itu," teriak salah satu pemanah kepada rekan-rekannya seperti dikutip dari Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW karya Muhammad Husain Haekal.

Teriakan itu dijawab oleh pasukan pemanah lainnya, "Bukankah Rasulullah sudah berpesan jangan meninggalkan tempat kita ini? Sekalipun kami diserang janganlah kami dibantu."

Pasukan pemanah pun berselisih hingga akhirnya datang Abdullah bin Jubair mengingatkan agar mereka tidak melanggar perintah Rasulullah. Tapi terlambat, sebagian besar pasukan sudah berlari berebut harta rampasan. Hanya tersisa sedikit saja di posisi mereka di Jabal Uhud.

Di saat itulah Khalid bin'l-Walid, - Panglima Kavaleri Quraisy yang saat terjadi Perang Uhud belum masuk Islam-, mengarahkan pasukannya memutar menuju ke bagian belakang tentara Islam. Kondisi pun berbalik. Pasukan Quraisy yang awalnya terpukul mundur, kini menyerang tentara Islam yang tengah terlena karena berebut harta rampasan.

Pasukan muslim terdesak. Pertahanan mereka dalam Perang Uhud hancur. Puluhan tentara Islam gugur menjadi syuhada ditebas pedang pasukan Quraisy. Di saat itulah Abdullah bin Qamiah mengklaim telah berhasil membunuh Muhammad SAW. Kabar yang membuat hati tentara Islam kian sedih dan lunglai tak bersemangat.




Klaim Qamiah tak terbukti. Rasulullah ditemukan selamat, meski mengalami sejumlah luka. Pasukan muslim pun bangkit. Di Jabal Uhud, sebanyak 70 tentara Islam termasuk Hamzah bin Abdul Muthalib dan Mush'ab bin 'Umair gugur sebagai syuhada. Rasulullah memerintahkan jenazah para syuhada itu dimakamkan bersama darahnya tanpa dimandikan.

Kini, setiap jemaah haji dan umrah yang datang ke Madinah tak melewatkan untuk ziarah ke Jabal Uhud. Berdoa di makam 70 syuhada dan mendaki Jabal Rumat untuk mengenang perjuangan Tentara Islam dalam Perang Uhud.

Di lokasi makam 70 syuhada Perang Uhud kini dikelilingan pagar yang terbuat dari besi dan kaca transparan. Awalnya makam tersebut tak dipagar. "Diputuskan di pagar untuk menghindari perilaku berlebihan dari peziarah. Karena dulu ada beberapa peziarah yang berlebihan, mengambil tanahnya dan lain sebagainya," kata Ustaz Feri Firmansyah pembimbing Umrah dari PT Manajemen Mihrab Qalbi di Madinah, Senin 11 November 2019.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads