"Sesuai kesepakatan dengan Kementerian Pariwisata, Indonesia sudah siap dengan wisata yang wellness. Karena itulah yang kita kembangkan, dan teman-teman pariwisata sudah membuat uji trail namanya di lima kota tadi: Yogya, Solo, Semarang, kemudian Bali, dan Jakarta."
Hal itu dikatakan Kepala Pusat Analisis Determinan Kesehatan Kemenkes Pretty Multihartina seusai acara sosialisasi determinan kesehatan pada 25-27 November 2019 di Cavinton Hotel, Yogyakarta, Rabu (27/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pretty menjelaskan ada empat kluster wisata kesehatan dan kebugaran yang dikembangkan Kemenkes dan Kemenparekraf. Kluster tersebut adalah wisata medis, wisata kebugaran dan jamu atau herbal, wisata olahraga yang mendukung kesehatan, dan terakhir wisata ilmiah kesehatan.
"La kenapa kita sekarang mencoba untuk mensosialisasikan di Yogya dan sekitarnya? Karena Yogyakarta dengan Borobudur-nya menjadi salah satu dari lima destinasi superprioritas," sebutnya.
Menurutnya, selama ini sektor wisata kesehatan di Indonesia memang belum tergarap secara maksimal. Di lain pihak, justru banyak masyarakat Indonesia berobat ke negara tetangga, salah satu alasannya di negara itu lebih siap dengan wisata medis.
"Mereka (negara tetangga) mungkin sudah lebih siap dengan wisata medisnya, apa-apa saja paketnya itu sudah (tersedia). Kalau kita dengar bahkan dijemput di bandara, dirawat, diopeni (diurus) dari dia datang sampai dia di sana, sampai dia kembali. Malaysia sudah cukup berkembang," jelasnya.
"Nah, ke depan, sebetulnya kita sudah menjajaki di tahun ini bagaimana mengembangkan board tourism di Indonesia. Hanya belum mengerucut ya, sebetulnya mau seperti apa bentuknya. Tapi teman-teman yang terlibat sudah kita minta untuk ikut memikirkan (board tourism) di kita," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, Kemenkes dan Kemenparekraf meluncurkan katalog wisata kesehatan dan skenario perjalanan wisata kebugaran di Jakarta, Selasa (19/11). Harapannya, katalog wisata tersebut bisa menjadi referensi bagi turis yang ingin berwisata medis di Indonesia.
"Tren pariwisata ke depan memang bermacam-macam. Tujuan orang traveling saat ini berbagai macam ragam, dan salah satunya menjadi daya tarik ke depan adalah wisata kebugaran. Tentunya rencana seperti ini harus betul-betul kita kembangkan," kata Menparekraf Wishnutama Kusubandio.
Sementara itu, Menkes Letjen dr Terawan Agus Putranto menuturkan sebenarnya ada banyak potensi wisata kesehatan yang bisa dikembangkan di Indonesia. Tidak hanya industri obat dan alat kesehatan yang bisa dikembangkan, tapi juga wisata kesehatan atau medis.
"Peluang besar industri wisata kesehatan yang belum tergarap di Indonesia dapat dilakukan dengan memperluas penetrasi usaha dalam mengembangkan potensi wisata kesehatan. Harus membuat inovasi-inovasi yang lebih hebat dari tempat lain," terang dr Terawan.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini