Demo ini melibatkan seribuan warga dari Desa Bangbayang dan Desa Bantarkawung. Mereka menggelar unjuk rasa di depan kantor Kecamatan Bantarkawung.
Koordinator aksi demo, Arif Awaludin, mengatakan demo ini merupakan bentuk penolakan warga soal rencana pembangunan Waduk Cipamali di wilayah Bangbayang Hilir, Desa Bangbayang. Waduk ini rencananya akan menampung air dari Sungai Pemali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Arif, jika rencana tersebut direalisasi, konsekuensi yang diterima warga adalah harus pindah tempat tinggal atau relokasi. Desa yang mereka tinggali harus dikosongkan untuk dijadikan waduk penampungan air sungai.
"Kalau pindah, harus ke mana. Bagaimana soal pendidikan anak-anak di sini. Kami yang rugi jika ada pembangunan waduk. Sekecil apa pun, siapa pun tidak akan pernah mau jika tanah kelahirannya harus ditenggelamkan," tegas Arif di sela aksi, Selasa (26/11/2019).
![]() |
Selain dua desa Bangbayang dan Bantarkawung, akan ada desa lain yang harus direlokasi. Sebab, Waduk Cipamali akan dibangun dengan kapasitas air hingga 1 miliar kubik.
"Kami menolak rencana tersebut. Tolong batalkan rencana pembangunan waduk ini. Apalagi selama ini belum ada sosialisasi terkait rencana pembangunan ini," Arif menambahkan.
Terkait unjuk rasa ini, Camat Bantarkawung Eko Supriyanto mengatakan warga keberatan karena dimungkinkan pembangunan ini akan menenggelamkan Desa Bantarkawung dan Bangbayang. Mereka secara tegas menolak rencana ini karena harus pindah dari tanah kelahiran.
"Yang jelas, warga keberatan. Mereka tidak menghendaki waduk ini," kata Eko. (rih/rih)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini