Program ini merupakan salah satu ajang untuk menegaskan peranan Indonesia dalam merawat perdamaian dunia. Mereka akan berada Beijing selama 5 hari dan akan memperkenalkan kepada dunia bahwa lembaga pendidikan Islam Indonesia yang penuh toleran, moderat dan inklusif.
Dari keterangan tertulis Bagian Promosi dan Publikasi Informasi, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu RI yang diterima detikcom, Selasa, 26 November 2019 disebutkan bahwa para santri akan mengunjungi ke beberapa tempat seperti, institusi pemerintahan dan swasta di Beijing. Sebagian agenda yang akan dijalani adalah dialog dengan Komunitas Muslim di Niujie, pertemuan dengan All China Youth Federation, dan kunjungan ke perusahaan-perusahaan e-commerce seperti Xiao Mi, Alibaba, Huawei dan JD.com.
Diharapkan dari kunjungan tersebut para santri bisa berinteraksi secara langsung mengenai kemajuan Tiongkok di berbagai bidang dengan tetap menjaga kultur ketimuran. Program Santri untuk Perdamaian Dunia ini bertujuan untuk menjawab semua stigma dan persepsi masyarakat internasional yang sering menilai bahwa pendidikan Islam merupakan lahan subur bagi para kelompok radikal.
Ini sejalan dengan tujuan untuk memperkokoh peran aktif Indonesia dalam perdamaian terutama pada saat Indonesia menjadi anggota Dewan Keamanan PBB periode 2019-2010. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sesaat setelah Indonesia menjabat menjadi Presiden DK PBB mengatakan bahwa Indonesia harus turut serta menjaga dan merawat perdamaian dunia. "Perdamaian harus kita bangun, rawat dan jaga" pesan Menlu Retno. (erd/erd)