Adu Mulut Loyalis Airlangga Vs Bamsoet soal Deal Kursi Ketum Golkar

Round-Up

Adu Mulut Loyalis Airlangga Vs Bamsoet soal Deal Kursi Ketum Golkar

Tim detikcom - detikNews
Senin, 25 Nov 2019 22:00 WIB
Bamsoet dan Airlangga (Dok. Bamsoet)
Jakarta - Menjelang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar, perseteruan antara loyalis Airlangga Hartarto dan loyalis Bambang Soesatyo (Bamsoet) terus bergulir. Mereka saling adu mulut terkait deal kursi ketum partai beringin itu.

Sebagaimana diketahui, Wakorbid Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan akan maju sebagai calon ketua umum (caketum) Golkar pada Jumat (22/11) lalu. Bamsoet akan berduel dengan caketum incumbent, Airlangga.


Namun Golkar pro-Airlangga mempertanyakan langkah Bamsoet itu. Golkar pro-Airlangga pun mempertanyakan kesepakatan Ketua MPR itu soal dukungan ke Airlangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Khusus untuk Pak Bamsoet, kami tidak pernah menghalangi beliau untuk maju menjadi caketum. Kami hanya ingin mempertanyakan soal komitmen yang pernah diucapkannya di depan publik soal kesepakatannya untuk memberikan dukungan kepada Pak Airlangga sebagai Ketua Umum Partai Golkar," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (22/11/2019).

Ace mengatakan kualitas seorang pemimpin bisa dilihat dari keteguhan memegang komitmen. Ia pun menyerahkan kepada para kader Golkar untuk menilai bagaimana kualitas Bamsoet.

"Catatan penting bagi kader Partai Golkar adalah kepada Ketua Umum Partai Golkar saja, yang sudah menugaskannya sebagai Ketua MPR RI, berani dikhianati dan tega untuk melanggar janji dan kesepakatan, apalagi kepada kader-kader Partai Golkar yang menjadi pejuang-pejuang Partai Golkar di akar rumput," tegasnya.


"Soal apakah dia melanggar komitmen itu, itu urusannya dirinya sendiri. Biar masyarakat dan kader-kader Partai Golkar yang menilai dan mencatat kualitas seseorang," lanjut dia.



Ace sekali lagi menegaskan partainya tidak akan menghalangi siapapun maju menjadi caketum, termasuk Bamsoet, dan akan memberikan kesempatan kepada semua kader untuk memenuhi syarat dukungan 30 persen pemegang suara. Ace pun menyebut bukan hanya Bamsoet yang akan menjadi penantang Airlangga dalam perebutan Golkar-1.

"Selain Pak Bamsoet, juga ada kader-kader yang lain yang akan maju menjadi caketum, seperti Ridwan Hisjam dan Indra Bambang Utoyo. Itu menunjukkan bahwa Partai Golkar merupakan partai yang sangat demokratis dan terbuka," ujarnya.

Sementara itu, juru bicara Bambang Soesatyo (Bamsoet), Sirajuddin Abdul Wahab, meminta Golkar pro-Airlangga tidak memanipulasi soal isu kesepakatan dengan petahana Airlangga Hartarto. Sirajuddin mengungkapkan detail kesepakatan yang dimaksud.

"Apa yang diungkapkan Bambang Soesatyo ke publik tentang beberapa fakta bahwa kesepakatan dirinya dengan Airlangga, hanya Bamsoet, Airlangga, dan Tuhan yang tahu, seharusnya di luar dari itu tidak ada yang bisa membantah, apalagi menyampaikan ke publik sesuatu hal yang berkaitan dengan ada dan tidaknya kesepakatan tersebut," kata Sirajuddin Wahab dalam keterangan tertulis, Senin (25/11/2019).

"Sedangkan yang kami Tim Bamsoet pahami tentang kesepakatan antara Bamsoet dan Airlangga, di mana Bambang Soesatyo bersedia ditugaskan oleh Partai Golkar untuk menjadi Ketua MPR RI dan mendukung kebijakan ketua umum untuk melaksanakan Munas pada bulan Desember 2019 nanti," sambungnya.

Sirajuddin lebih lanjut mengungkapkan 'gentlemen agreement' yang disampaikan Bamsoet. Menurutnya, itu hanya soal komitmen secara kesatria untuk rehat sejenak menjelang pelantikan Presiden-Wakil Presiden, Oktober lalu, sehingga Bamsoet sebagai caketum yang juga dalam posisi Ketua DPR RI saat itu mengambil keputusan politik untuk 'cooling down'.

"Justru sikap kenegarawanan yang diambil oleh Bamsoet harus kita apresiasi karena Bamsoet lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun kelompok," imbuh Sirajuddin.


Dalam masa 'cooling down' yang diputuskan oleh Bamsoet, katanya, disampaikan syarat-syarat yang harus dipenuhi Airlangga, yakni merangkul para pendukung Bamsoet, terutama dalam penyusunan AKD (Alat Kelengkapan Dewan). Menurutnya, apa yang disepakati tersebut tak kunjung terlaksana dan yang terjadi malah dekonsiliasi.

"Hentikan perilaku tuding menuding dan kemunafikan, tidak baik bagi masa depan Partai Golkar. Berikan pendidikan politik yang baik pada kader dan seluruh rakyat Indonesia, tradisi demokrasi yang tumbuh berkembang dalam tradisi Partai Golkar jangan dibunuh hanya untuk kepentingan kekuasaan semata," kata Sirajuddin.
Halaman 2 dari 3
(rdp/rdp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads