Atasi Terorisme, MPR Minta Pemerintah Kerja Sama dengan Ormas

Atasi Terorisme, MPR Minta Pemerintah Kerja Sama dengan Ormas

Angga Laraspati - detikNews
Senin, 25 Nov 2019 14:46 WIB
Foto: Angga Laraspati/detikcom
Jakarta - Terorisme nampaknya tetap menjadi ancaman yang serius bagi bangsa Indonesia. Terakhir terorisme kembali terjadi Kantor Polisi di Medan, Sumatera Utara. Anggota Fraksi PDI Perjuangan MPR RI, Muchamad Nabil Haroen (Gus Nabil) pun mengatakan pemerintah tidak boleh salah langkah dalam mengatasi tindakan terorisme.

"Terorisme itu selalu dikuasai oleh radikalisme, jadi pemerintah jangan mengambil langkah yang salah dalam mengatasi hal tersebut," tegas Gus Nabil dalam diskusi Empat Pilar MPR di Media Center, Gedung Nusantara III MPR, Senin (25/11/2019).

Gus Nabil menyarankan agar pemerintah harus serius dalam menangani masalah terorisme ini, sehingga tindakan tersebut tidak berkembang dan menjamur di masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Untuk meminimalisir ancaman ini, pemerintah harus serius dalan menangani terorisme lewat badan-badan seperti BNPT dan bisa juga bekerja sama dengan ormas-ormas untuk membantu dalam mengatasi ancaman terorisme," tutur Gus Nabil.



Gus Nabil juga menyampaikan bahwa Indonesia ini berada di 3 (tiga) persimpangan pada terorisme, yaitu domestik, regional, dan juga global.

"Di domestik, terorisme mengancam simbol-simbol negara seperti polisi bahkan sampai menteri-menteri, untuk level regional kita diancam oleh tindakan terorisme yang terjadi di Filipina, sedangkan untuk ancaman global, ISIS tetap menjadi ancaman yang serius bagi negara Indonesia," tutur Gus Nabil.

Sementara itu, Praktisi Prodi Kajian Terorisme Sekolah kajian Stratejik & Global UI, Dr. Can. Sapto Priyanto mengatakan bahwa terorisme itu ada karena paham kebangsaan yang tidak ditanamkan sedari dulu.

"Mereka yang melakukan tindakan terorisme ini bertindak karena kurangnya paham kebangsaan sehingga para pelaku melakukan tindakan tersebut," ujar Sapto.

Dirinya juga berkata bahwa pelaku terorisme melewati berbagai proses sosialisasi yang salah sehingga dirinya dapat terkontaminasi dengan paham terorisme

"Orang yang terdoktrin perilaku terorisme itu melewati tiga tahap, yang pertama dirinya akan bergabung dengan suatu kelompok radikalisme, setelah itu dirinya akan berinteraksi dengan kelompok itu hingga akhirnya dirinya setuju untuk melakukan aksi teror," tandas Sapto.



Adapun MPR melakukan serangkaian kegiatan untuk mengatasi hal ini lewat kegiatan Empat Pilar Pancasila MPR yang menanamkan nilai-nilai Pancasila ke masyarakat. Pada kesempatan kali ini, MPR menggelar diskusi Empat Pilar dengan sejumlah wartawan dengan tema 'Paham Kebangsaan untuk Mencegah Terorisme' yang dihadiri oleh Dedy Mulyadi, Dede Yusuf, Gus Nabil, dan juga Dr. Can. Sapto Priyadi. (akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads