Kasat Reskrim Polres Brebes AKP Triagung Suryomicho mengatakan pihaknya memasang garis polisi untuk mengamankan lokasi kejadian. Tujuannya agar TKP tidak diacak-acak oleh pihak lain.
"Kami dari Polres sudah pasang (garis polisi) di lokasi itu. Hari ini sedang dicek oleh anggota Reskrim," kata Triagung, Senin (25/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengecekan lapangan ini untuk mengumpulkan data-data terkait penyebab ambruknya bangunan tersebut, termasuk memeriksa kualitas bangunan dan material yang dipakai.
Diketahui, tiga ruang kelas yang ambruk ini dalam progres pembangunan. Ruang kelas ini belum dipakai untuk kegiatan mengajar lantaran pembangunan baru 80 persen. Kini kondisi bangunan ambruk rata dengan tanah setelah disapu angin kencang Minggu (24/11) sore kemarin.
"Belum sempat dipakai. Masih proses finishing. Dinding tembok dan lantai kelas belum sempat diplester," ujar seorang karyawan SMKN 2 Songgom, Sutanto (45).
Ditambahkannya, saat terjadi angin kencang, bangunan kelas lain juga terkena dampaknya, tapi hanya rusak di bagian atap.
Sementara itu saat dimintai konfirmasinya, Kepala SMK Negeri 2 Songgom, Giyato, enggan berkomentar banyak. Ia hanya menyebutkan biaya pembangunan ruang kelas yang ambruk itu berasal dari komite sekolah.
"Kami nanti cek aja. Bangunannya semampu kami saja, (uangnya) dari komite," jawab Giyato.
Sedangkan pelaksana pembangunan, Karmu (41), ketika ditemui mengatakan pihaknya tidak tahu-menahu soal material yang dipakai. Ia bersama pekerja hanya mengerjakan sesuai dengan material yang ada.
"Yang belanja material itu dari sekolah. Kami hanya tenaga," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini