"Kami ingin sampaikan, tidak ada penggusuran terhadap pendukungnya Pak Bamsoet. Seharusnya Pak Bamsoet tak perlu menyampaikan pernyataan seperti itu," kata Agus Gumiwang kepada wartawan, Minggu (24/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mau buka-bukaan, di mana saya hadir dalam pertemuan antara Pak Ketum Airlangga dengan Pak Bamsoet soal penugasan beliau sebagai Ketua MPR RI dan akan mendukung Pak Airlangga sebagai Ketum Partai Golkar, Pak Bamsoet hanya menitipkan lima orang pendukungnya," jelasnya.
"Bahkan, satu dari lima nama-nama pendukungnya tersebut, sudah ditawarkan posisi strategis. Tawaran itu bahkan sebelum Ketum (Airlangga) menawarkan kepada pendukungnya sendiri. Tapi ditolak karena yang bersangkutan memiliki alasan keluarga," imbuh Menteri Perindustrian itu.
Tonton juga Soal Ambisi Bamsoet Jadi Ketum, Sekjen Golkar: Etika Orang Beda-beda :
Agus Gumiwang keheranan dengan sikap Bamsoet yang menuding Airlangga menggusur para pendukungnya. Mantan Menteri Sosial itu meminta Bamsoet tidak mencari-cari alasan untuk bisa maju sebagai Caketum Golkar.
"Seharusnya beliau gentle dengan jabatan yang telah diembannya saat ini sebagai Ketua MPR RI, sebagai penugasan Partai. Tidak perlu mencari-cari alasan jika memang sudah mendapatkan posisi yang sekarang ini dijabatnya sebagai Ketua MPR dan memang punya keinginan untuk maju menjadi Caketum," sebut Agus Gumiwang.
Diberitakan sebelumnya, Bamsoet mengaku bahwa bukan pihaknya yang melanggar kesepakatan dengan Airlangga. Dia menyebut Airlangga yang justru melanggar kesepakatan soal 'merangkul' para pendukungnya.
"Namun dalam perjalanannya bukan rekonsiliasi yang ditunjukkan dengan merangkul dan memulihkan posisi-posisi para pendukung saya. Tapi kemudian, bahkan digusur habis. Jangankan bicara soal pimpinan komisi yang diturunkan gara-gara mendukung saya kemudian dikembalikan. Jangankan juga posisi pendukung saya yang sudah di komisi tertentu lalu kemudian digeser ke komisi yang sebetulnya bukan bidangnya atau tidak diminati oleh yang bersangkutan," papar Bamsoet di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11).
"Dan yang paling membuat hati saya miris adalah tenaga ahli fraksi yang sebetulnya tidak tahu-menahu, tidak punya dosa apa-apa karena mendukung saya, mereka kemudian diberhentikan dan diganti dengan yang lain," imbuh Wakorbid Pratama DPP Golkar itu.
Halaman 2 dari 2