Fadli Zon yang Terus Mengusik Ahok

Round-Up

Fadli Zon yang Terus Mengusik Ahok

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 24 Nov 2019 05:06 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon (Tsarina/detikcom)
Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon meragukan kemampuan Basuki Tjahaja Purnama (BTP/Ahok) sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ini hanyalah satu dari jejak panjang perseteruan Fadli Zon dan Ahok. Fadli terus mengusik Ahok sejak beberapa tahun lalu.

Akhir 2012, Fadli Zon masih mendukung gaya kepempimpinan Ahok. Maklum, Ahok dulu adalah kader Partai Gerindra dan didukung menjadi Wakil Gubernur Jakarta mendampingi Gubernur Joko Widodo (Jokowi) pada Pilgub DKI 2012. Gaya kepemimpinan Ahok yang blak-blakan mulai terdeteksi, dan Fadli mengapresiasi.

"Gaya kepemimpinan Ahok saat ini diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah birokrasi, perburuhan dan sebagainya. Itu cara yang bagus jadi biarkan saja," kata Fadli dalam acara pelantikan organisasi sayap Partai Gerindra, Kristen Indonesia Raya (KIRA), di Kantor DPP Gerindra, Jl RM Harsono, Jakarta Selatan, 1 Desember 2012.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fadli Zon yang Terus Mengusik AhokFoto ilustrasi: Fadli Zon dan Ahok di masa lalu. (Dok Istimewa)

Namun selanjutnya, Fadli terus mengusik Ahok. Berikut catatannya:

1. Fadli Zon: Ahok kutu loncat

September 2014, isu Rancangan Undang-Undang (RUU) Pilkada memanas karena memuat rencana Pilkada lewat DPRD. Saat itu, isu Pilkada via DPRD adalah isu yang heboh. Ahok bertekad bakal keluar dari Gerindra bila Gerindra mendukung Pilkada via DPRD.

Ternyata itu bukan sekadar omongan. Ahok benar-benar hengkang dari Gerindra. Fadli Zon menerima pengunduran diri Ahok dan menyatakan kontribusi Ahok kecil untuk Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, pasangan Pilpres 2014 yang diusung Gerindra.

Kinerja Ahok dinilai Fadli tak bagus-bagus amat, kecuali hanya memarahi bawahannya. Fadli menyatakan Ahok adalah kutu loncat. Ahok sebenarnya memang berasal bukan dari Gerindra, melainkan dari Partai Golkar. Sebelumnya, Ahok berasal dari Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB).

"Kami tidak merasa rugi sama sekali. Ini menunjukkan sosok yang bersangkutan seperti apa. Dia dikenal sebagai politisi pindah-pindah partai. Ini bukti pilkada langsung menghasilkan politisi kutu loncat. Tidak semua tapi sebagian seperti itu," kata Fadli Zon, 10 September 2014.

Menanggapi sindiran itu, Ahok hanya tertawa santai. "Ya memang dari dulu juga sudah kutu loncat. Sudah kutu loncat kok," kata Ahok dengan senyum kepada wartawan di depan pintu kantornya, di Balai Kota, pada hari yang sama.


2. Fadli serang pelantikan Ahok sebagai Gubernur DKI

Ahok menjadi Gubernur Jakarta karena Jokowi menjadi Presiden RI, pada 2014. Namun Fadli Zon saat itu menilai pengangkatan Ahok menjadi Gubernur Jakarta adalah cacat hukum, karena menurutnya gubernur harus dipilih dulu oleh DPRD.

"Yang kemarin itu (pengangkatan Ahok menjadi Gubernur di DPRD DKI) bodong, bukan paripurna. Jadi jelas aturan mainnya dalam tatib," kata Fadli di Gedung DPR, 17 November 2014.

Menurut Fadli, jika proses pengangkatan Ahok dilanjutkan dengan pelantikan oleh Presiden, maka itu dinilai hanya melanjutkan inkonstitusionalitas. "Saudara Ahok kalau dipaksakan dengan proses yang cacat, dia akan jadi gubernur yang cacat," kritiknya.

Paka tata negara Refli Harun berpandangan Ahok diangkat menjadi Gubernur Jakarta sesuai dengan Perppu Pilkada pasal 203, yang menyatakan wakil kepala daerah mengganti kekosongan posisi kepala daerah.

3. Fadli usik Ahok soal Sumber Waras

Fadli Zon yang dulu adalah Wakil Ketua DPR ini pernah mendoakan agar Ahok segera mengenakan rompi oranye, alias menjadi tersangka KPK untuk kasus korupsi pengadaan lahan di Rumah Sakit Sumber Waras, Jakarta Barat.

"Tak perlu ahli hukum, bahwa dalam pembelian ini telah terjadi tindak pidana korupsi. Saya bukan doakan sebenernya, tapi dia (Ahok) memang harus segera memakai rompi oranye," kata Fadli di acara Pro Kontra Audit Sumber Waras di Waroeng Daun, Cikini, Jakarta, 16 April 2016 silam. Dia menantang Ahok untuk berdebat soal kasus Sumber Waras. Fadli yakin, ada unsur kerugian negara di kasus itu.

Waktu bergulir. Badan Musyawarah DPR berencana membentuk Panitia Khusus (Pansus) tentang kasus pembelian lahan RS Sumber Waras oleh Pemprov DKI. Ahok menanggapi hal tersebut dengan menyindir Fadli Zon. "Kenapa enggak bikin Pansus ke New York? Gitu bilang (ke DPR)," ujar Ahok yang saat itu menjadi Gubernur Jakarta, di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, pada 28 Juni 2016.

Isu yang disindir Ahok adalah isu permintaan fasilitas dari Fadli Zon kepada Konsulat Jenderal RI New York untuk putri Fadli yang tengah mengikuti kelas musim panas di AS. Fadli, konon, minta penjemputan dari bandara ke penginapan untuk anaknya, Fadli juga sempat meminta pendampingan dari pihak KJRI selama sang putri ada di New York, namun tidak dikabulkan karena keterbatasan anggaran.

Fadli Zon yang Terus Mengusik AhokFoto ilustrasi: Arief Ikhsanudin/detikcom


4. Fadli bikin Sajak Tukang Gusur

Fadli dikenal sebagai politikus Gerindra yang kerap bikin syair politik. Untuk Ahok, dia menggubah 'Sajak Tukang Gusur'. Sajak itu dia sampaikan pada suasana jelang Pilgub DKI 2017, Ahok akan berlaga sebagai cagub petahana kala itu.

Fadli Zon mengkritisi gaya kepemimpinan Ahok yang beberapa kali menggusur warga Ibu Kota yang tinggal bantaran sungai. Dia mengaku sudah bertemu warga yang tergusur di Rusun Rawabebek. Berikut sajak Fadli Zon yang berisi sindiran tajam ke Ahok itu:

Sajak Tukang Gusur

Tukang gusur tukang gusur
Menggusur orang-orang miskin
Di kampung-kampung hunian puluhan tahun
Di pinggir dan bantaran kali Ciliwung
Di rumah-rumah nelayan Jakarta
Di dekat apartemen mewah dan mall yang gagah
Semua digusur sampai hancur

Tukang gusur tukang gusur
Melebur orang-orang miskin
Melumat mimpi-mimpi masa depan
Membunuh cita-cita dan harapan
Anak-anak kehilangan sekolah
Bapak-bapaknya dipaksa menganggur
Ibu-ibu kehabisan air mata

Tukang gusur menebar ketakutan di Ibu Kota
Gayanya pongah bagai penjajah
Caci maki kanan kiri
Mulutnya srigala penguasa
Segala kotoran muntah
Kawan-kawannya konglomerat
Centengnya oknum aparat
Menteror kehidupan rakyat

Ibu Kota katanya semakin indah
Orang-orangnya miskin digusur pindah
Gedung-gedung semakin cantik menjulang
Orang-orang miskin digusur hilang

Tukang gusur tukang gusur
Sampai kapan kau duduk di sana
Menindas kaum dhuafa

Tukang gusur tukang gusur
Suatu masa kau menerima karma
Pasti digusur oleh rakyat Jakarta

Fadli Zon, 19 September 2016

Pada 23 September, Fadli berkunjung ke Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Di lokasi itu, Fadli diminta warga korban gusuran untuk membacakan kembali sajak itu. Fadli kemudian membacakannya lagi.

5. Ikut Aksi 411

Fadli Zon ikut Aksi 411 yang digelar pada 4 November 2016. Aksi itu ditujukan agar Ahok diproses sesuai hukum yang berlaku dalam kaitannya dengan kasus penodaan agama. Kasus itu berawal dari ujaran Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, 27 September 2016.

Awalnya, 28 Oktober 2016, 35 perwakilan ormas Islam menyambangi Gedung DPR. Di antara mereka ada Habib Rizieq Syihab. Mereka menemui Fadli Zon, menampaikan rencana aksi 4 November 2016. Fadli dan satu lagi Wakil Ketua DPR saat itu, Fahri Hamzah langsung bersedia ikut turun ke jalan.

Fadli dan Fahri benar-benar ikut aksi 411 di seputaran Monas hingga depan Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Aksi tersebut awalnya berlangsung damai. Namun saat hari beranjak gelap, aksi itu menjadi rusuh.



6. Ahok-Gate

Ujaran Ahok di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu membuatnya menjadi tersangka dan terdakwa kasus penistaan agama. Fadli Zon di DPR mengusulkan hak angket, kemudian populer disebut 'Ahok-Gate'. Latar belakangnya, Fadli tidak terima Ahok tidak dinonaktifkan oleh pemerintah pusat.

"Kalau pemerintah nyata-nyata melanggar dan ada keputusan dari anggota DPR ya artinya ini normatif, berikutnya ada langkah untuk menyatakan pendapat. Kalau misalnya itu menjadi keputusan mayoritas DPR," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, 14 Februari 2017.

Saat itu, Ahok sudah sempat menanggapi sejak awal. "Ya tanya saja sama DPR," kata Ahok singkat di Balai Kota.

Saat itu demonstrasi-demonstrasi kontra-Ahok sudah digelar. Pada 23 Februari 2017, usulan hak angket yang diusung oleh Gerindra, Partai Demokrat, PKS, dan PAN ini dibacakan di rapat paripurna DPR. Usulan hak angket ini ditolak oleh 6 fraksi partai-partai pendukung pemerintah minus PAN. Yakni PDIP, PKB, PPP, Golkar, NasDem, dan Hanura.

7. Fadli sebut karangan bunga ke Ahok pencitraan

Pada April 2017, ribuan karangan bunga tanda simpati untuk Ahok dan pasangan wakil gubernurnya, Djarot Saiful Hidayat, terkumpul di Balai Kota Jakarta. Momen ini terjadi usai pengumuman Pilgub DKI yang akhirnya dimenangkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang didukung Gerindra.

Fadli Zon angkat bicara. Dia menilai karangan-karangan bunga itu sebagai bentuk pencitraan.

"Saya rasa masyarakat sudah tahulah. Itu bisa bukan efek positif yang didapat, tapi efek negatif, apalagi kalau ketahuan sumbernya itu-itu juga. Jadi pencitraan murahan," kata Fadli di gedung MUI, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, 26 April 2017 silam.

Fadli menilai semua krangan bunga itu kebanyakan berasal dari sumer yang sama. Lebih baik, biaya untuk kareangan bunga itu dialokasikan untuk kepentingan yang lain.

"Itu kalau ada 1.000 karangan bunga kali Rp 1 juta, itu sudah Rp 1 miliar. Kalau Rp 700 ribu, ya Rp 700 juta. Itu kan bisa ngasih makan orang-orang yang perlu dukungan, bisa buat beasiswa, bisa buat anak yatim, dan sebagainya, daripada dibuang-buang seperti itu," imbuhnya.

Fadli Zon yang Terus Mengusik AhokFoto: Lamhot Aritonang

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads