Kegiatan festival kuliner tersebut dirangkaikan dengan penyerahan piagam dan piala bagi sekolah yang berhasil juara dalam Lomba Kantin Sekolah Sehat, Aman dan Halal tingkat SD dan SMP di Kota Bogor. Selain itu, ada juga acara peluncuran buku panduan Kantin Sekolah Sehat, Aman dan Halal.
"Umumnya kantin sekolah merupakan tempat di mana pertama kali masyarakat mengenal berbagai kuliner, termasuk kuliner legendaris, mulai dari doclang, toge goreng dan yang lainnya," ucapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya merasa sedih jika berkunjung ke kantin sekolah-sekolah didominasi makanan kekinian yang bergaya ala korea, burger atau yang lainnya. Ke depan akan dilakukan upaya secara sistematis untuk mendorong dalam melestarikannya, insyaallah akhir tahun 2019 akan kita buka kuliner legendaris di Suryakencana. Mudah-mudahan lancar," katanya.
Ia ingin festival kuliner dilaksanakan dengan cara yang out of the box dan unik. Misalnya memanfaatkan rumah dinas atau bus uncal dan mengundang selebgram untuk lebih memasarkan dan mempromosikannya.
"Sehingga kuliner legendaris Kota Bogor bisa tetap eksis di tengah gempuran makanan kekinian yang sebetulnya bukan identitas Kota Bogor," ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bogor, M. Ghazali dalam laporan menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan, memasyarakatkan dan mempromosikan kuliner yang berbasis pangan lokal di Kota Bogor, baik kuliner legendaris maupun yang kekinian. Di samping itu, festival ini juga mendorong perkembangan IKM dan UKM di Kota Bogor.
Festival Kuliner Legendaris Kota Bogor Tahun 2019 ini, kata Ghazali, dimeriahkan dengan kegiatan Cassava Choco Challenge yang diikuti 55 peserta dari masyarakat umum berasal dari Bogor, Jakarta dan Tasikmalaya.
"Kita memilih singkong dibandingkan talas karena olahan berbahan singkong asal Bogor sudah terkenal sejak dahulu, namun belum banyak tersentuh para pengusaha," pungkasnya. (ujm/ujm)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini