"Program pencegahan stunting semestinya dirumuskan secara sungguh-sungguh. Program setiap rumah perlu memiliki ayam dinilai terlalu mengada-ada, bahkan terkesan agak lucu. Selain itu, terkesan menyederhanakan masalah," kata Saleh kepada wartawan, Jumat (15/11/2019).
Saleh menilai permasalahan stunting tak hanya berkaitan dengan tingkat penghasilan. Tingkat pendidikan, menurutnya, juga mempengaruhi timbulnya stunting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pengetahuan tentang gizi itu sangat berpengaruh juga. Meskipun mereka punya uang, tetapi kalau tidak dibelanjakan untuk makanan yang padat gizi, tetap saja tidak baik," imbuh Saleh.
Saleh sendiri pesimistis permasalahan stunting bisa dicegah dengan setiap rumah memiliki ayam. Salah satu faktor ketidakyakinannya yakni keterbatasan lahan.
"Karena itu, saya sangat pesimis jika stunting bisa dituntaskan dengan mengampanyekan agar setiap rumah punya ayam. Apalagi, banyak warga yang tidak bisa bertenak ayam karena keterbatasan lahan," terang anggota DPR Fraksi PAN itu.
Diberitakan sebelumnya, Moeldoko mengatakan makanan lokal perlu diperkuat untuk mencegah stunting. Menurut Moeldoko, setiap rumah harus mempunyai ayam agar telurnya bisa dimakan anak-anak.
"Tetap programnya 'isi piringku', hanya kemampuan lokal makanan lokal yang perlu diperkuat lagi. Makanya seperti saya katakan, perlu setiap rumah itu ada ayam sehingga telurnya itu bisa untuk anak-anaknya," kata Moeldoko di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (15/11). (zak/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini