Rabiyem (54), anak korban, mengatakan ibunya disengat tawon pada Rabu (6/11) lalu dan meninggal sepekan kemudian, Rabu (13/11). Tawon menyengat saat ibunya berada di halaman rumah. "Ibu saya sudah tua, jadi buang air di halaman yang merupakan kebun. Kejadiannya pukul 15.00 WIB," ungkapnya, Kamis (14/11/2019).
Dikatakan Rabiyem, saat ibunya hendak buang air itulah sarang tawon di semak tersenggol. Puluhan ekor tawon menyerang dada dan leher korban. Akibat serangan, puluhan titik sengatan terlihat jelas dengan warna biru di kulit. Keluarga yang mendapati kejadian itu membawa korban ke seorang mantri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah diberi obat, rasa sakit berkurang. Namun, pada Selasa (12/11) siang, bekas sengatan kembali terasa sakit, bahkan di sekujur badan. Keluarga lalu membawa Warsomo ke RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Malam harinya meninggal dunia dan dimakamkan Rabu (13/11) siang.
Cucu korban, Rudi (47), menambahkan neneknya mengalami sengatan sekitar 30 titik. Titik sengatan di dada dan leher.
Dengan adanya laporan itu, tahun ini diketahui sudah ada dua warga Klaten yang tewas diserang tawon Vespa atau yang oleh warga disebut tawon endhas.
Sebelumnya telah dilaporkan bahwa Lanjar (62), warga Dusun Tegalyoso, Desa Sembung, Kecamatan Wedi, meninggal disengat tawon pada Selasa (12/11) saat mencari pakan. Korban dilarikan ke mantri, tetapi tidak tertolong dan dimakamkan pada Rabu (13/11).
Tonton juga video Teror Lebah Pembunuh di Probolinggo, Tim Damkar Turun Tangan:
(mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini