"Setelah peringatan tidak diindahkan oleh penumpang yang bersangkutan, awak kabin kemudian melaporkan insiden ini kepada pilot. Pilot kemudian memutuskan kembali ke parking stand nomor 25, dengan selanjutnya kedua penumpang ini diturunkan dari pesawat karena tidak mengindahkan instruksi keselamatan penerbangan dari awak kabin," kata Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Arie Asanurrohim, Rabu (13/11/2019).
Peristiwa itu bermula pada Minggu (3/11) malam. Saat itu pesawat JetStar dengan nomor penerbangan JQ-36 melakukan pushback di area apron menuju taxiway untuk segera lepas landas, sehingga seluruh penumpang dan awak kabin diwajibkan duduk di kursi masing-masing dan mengencangkan sabuk pengaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awak kabin mengatakan akan menindaklanjutinya setelah pesawat mengudara serta saat lampu tanda sabuk pengaman telah dipadamkan. Imbauan ini tidak diindahkan oleh penumpang yang tetap berdiri.
"Istilahnya, penumpang ini adalah unruly passenger. Penumpang yang tidak mengindahkan instruksi keselamatan berpotensi membahayakan diri sendiri, penumpang lain, serta penerbangan itu sendiri," terangnya.
Dua penumpang tersebut ternyata bersama rombongan 19 penumpang lainnya. Melihat dua rekannya diturunkan, ke-19 penumpang itu juga ikut protes kepada awak kabin, sehingga pilot memutuskan menurunkan ke-19 penumpang lain yang ikut protes.
"Setelah kejadian tersebut, pilot memutuskan kembali ke parking stand untuk meminta bantuan kepada personel aviation security bandara. Namun, pada saat kedua penumpang tersebut dalam proses penurunan, 19 penumpang lain turut melakukan protes, sehingga turut serta diturunkan dari pesawat," paparnya.
"Dalam penerbangan, keamanan dan keselamatan adalah hal paling utama. Namun kejadian ini tidak mengganggu kegiatan operasional penerbangan dan operasional bandar udara secara umum," imbuh Arie.
Dia pun membantah penurunan penumpang itu karena dikaitkan dengan isu agama tertentu. Dia menegaskan tak ada kaitannya penurunan ke-21 penumpang itu dengan isu SARA.
"Jadi saya rasa sudah jelas bahwa alasan penurunan sejumlah penumpang dari pesawat JQ-36 ini adalah murni karena alasan unruly passenger, dan sangat tidak tepat jika diasosiasikan dengan alasan SARA," tuturnya.
Arie menambahkan para penumpang yang terpaksa diturunkan itu akhirnya diberangkatkan kembali ke Melbourne pada Senin (4/11) malam. (ams/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini