"Kenapa ada program ini, karena selama ini bila ada konferensi dialog negara barat dengan Islam dan negara Eropa dengan negara timur itu jarang sekali ada ulama-ulama asal Indonesia, kebanyakan referensi Islamnya selalu ke Timur Tengah. Nah, ini adalah sebagai bentuk investasi untuk nantinya Indonesia akan memberikan ulama-ulama untuk ke depannya tampil di panggung dunia," tutur Ridwan Kamil saat ditemui di Gedung Palma One, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2019).
Program yang merupakan bentuk kerja sama dengan Pemerintah Inggris dan juga lembaga kulturalnya British Council ini untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia juga memiliki ulama-ulama yang memiliki ilmu yang setara dengan ulama-ulama yang ada di Timur Tengah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Emil, selama ini negara Eropa menganggap bahwa Indonesia adalah negara dengan penduduk Islam terbesar di dunia, namun Indonesia jarang tampil di panggung-panggung dunia seperti dialog dan konferensi.
"Akhirnya saya merenung dan saya temukan isunya yaitu penguasaan bahasa pergaulan internasional yang dimiliki ulama Indonesia itu kurang. Makanya kita coba bekerja sama dengan kedutaan Inggris dan juga lembaga kulturalnya British Council," kata Emil.
Porgram ini pun juga memiliki pesan yang baik. Karena selama ini, berita-berita yang masuk ke Inggris masih didominasi dengan berita yang negatif. Ini semua terjadi karena adanya miss komunikasi yang terjadi dan perbedaan persepsi.
"Pesan yang ingin disampaikan itu adalah bercerita tentang keislaman Indonesia khususnya di Jawa Barat, yang insyaallah selalu damai, mengedepankan toleransi. Karena persepsinya masih belum maksimal. Karena berita yang masuk ke Inggris kan lebih banyak breaking news yang negatif. Dan inilah cara kami, sampai nanti tidak ada lagi miss komunikasi antara persepsi orang Eropa dengan Indonesia dan juga Islam," ungkpanya.
Baca juga: Ridwan Kamil: Jabar Fokus Penguatan SDM |
English for Ulama adalah program yang berfokus pada peningkatan kapasitas ulama di Jawa Barat. Dalam kunjungan ke Inggris, para ulama akan terbagi ke beberapa kota, yaitu London, Bristol, Glasglow, Manchester, dan Birmingham untuk berdiskusi, ceramah, dan bertukar pandangan mengenai keberagaman budaya dan agama di Indonesia dengan beberapa sekolah, universitas, organisasi keagamaan dan komunitas lokal di Inggris.
Lima ulama ini terpilih dari 30 ulama yang telah menyelesaikan pelatihan Bahasa Inggris yang diadakan oleh British Council. Pada proses seleksi pelatihan, 30 ulama tersebut telah terpilih dari 265 pendaftar. Lima ulama itu adalah Wifni Yusifa, Ridwan Subagya, Ihya Ulumunudin, Beni Safitra dan Hasan Al-Banna. (prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini