Paloh Gerah Rangkulan Dicurigai, NasDem Singgung Kemesraan PDIP-Gerindra

Paloh Gerah Rangkulan Dicurigai, NasDem Singgung Kemesraan PDIP-Gerindra

Faiq Hidayat - detikNews
Sabtu, 09 Nov 2019 13:37 WIB
Ketua DPP NasDem Irma Suryani Chaniago (Faiq Hidayat/detikcom)
Jakarta - Partai NasDem menjelaskan pidato Ketum Surya Paloh yang berbicara tentang 'rangkulan' di pembukaan Kongres II Partai NasDem. Ketua DPP NasDem Irma Suryani menyinggung kemesraan PDIP saat membawa Gerindra masuk dalam koalisi.

"Ayolah kita bangun kepercayaan satu dengan yang lainnya, jangan lagi saling curiga karena kami melihat, ketika PDIP membawa Gerindra, toh kami juga tidak protes. Karena itu bagian dari niat baik Pak Presiden dan niat baik Prabowo bersama-sama membangun bangsa ini menjadi lebih baik," kata Irma Suryani di sela-sela acara Kongres II Partai NasDem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (9/11/2019).

"Kenapa kemudian ketika kita berkomunikasi dengan PKS untuk bisa juga dengan menjadi partner konsultif menjadi masalah," sambung Irma.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Surya Paloh, menurut Irma, tidak mencurigai siapa pun saat berbicara tentang 'rangkulan' tersebut. Silaturahmi Surya Paloh dengan Ketum PKS Sohibul Iman disebutnya tidak perlu dipersoalkan.

"Kalau kita mengatakan diri kita ini sebagai partai yang nasionalis, partai yang Pancasilais, seharusnya nggak usah curiga, seharusnya nggak usah ribut dengan silaturahim. Itu apa sih yang dicurigai dari silaturahim itu, toh semua publik lihat dan kesepakatan yang dilakukan dengan PKS pun disebarkan ke publik. Terus apa lagi yang mau dicurigai? Nggak ada. Jadi, ayo kita bangun kepercayaan satu dengan yang lainnya, jangan lagi silang pendapat," jelas Irma.



Irma menjelaskan Partai NasDem sangat mendukung Presiden Jokowi hingga selesai massa jabatan pada 2024. Selain itu, Irma menegaskan Partai NasDem tidak akan membangun poros baru.


"Sebenarnya itu kenapa harus curiga? Kenapa harus di-framing bahwa seolah-olah kami ingin berada di luar, seolah-olah kami membangun poros baru. Ini pilpres saja baru selesai. Kan nggak mungkin namanya NasDem itu, yang mendukung presiden tanpa sarat dan mahar dari 2014, mau meninggalkan yang sudah kita menangkan begitu saja. Itu pekerjaan bodoh, pekerjaan sia-sia dan bodoh, nggak mungkin itu kita lakukan," tutur Irma.

Diberitakan sebelumnya, Surya Paloh berbicara perihal momen 'rangkulan' yang menyulut kecurigaan dari mimbar Kongres II NasDem. Dia prihatin terhadap gaya politik penuh kecurigaan itu.

"Tingkat diskursus politik yang paling picisan di negeri ini, hubungan, rangkulan, tali silaturahmi, dimaknai dengan berbagai macam tafsir dan kecurigaan," kata Surya Paloh di arena Kongres, JIExpo, Jakarta Pusat, Jumat (8/11).


Simak Video "Membaca Gerakan Arah Partai Nasdem"

[Gambas:Video 20detik]

Halaman 2 dari 2
(fai/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads