Hal itu disampaikan pengamat politik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Sri Hastjarjo. Dia menilai Purnomo lebih baik tidak perlu maju jika menggunakan kendaraan partai politik selain PDIP.
"Sebaiknya beliau tidak usah maju jika lewat parpol selain PDIP. Saya pikir beliau akan sulit menang, dan akan ada catatan tersendiri," kata Hastjarjo saat dihubungi detikcom, Jumat (8/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UNS itu, faktor hasil Pileg 2019 akan banyak berpengaruh dengan hasil Pilwalkot nanti. Dalam hal ini, PDIP yang memperoleh 67 persen suara.
"Jadi agak sulit pakai partai lain. Koalisi beberapa partai pun kansnya terlalu kecil," ujar dia.
Pertimbangan lain ialah Purnomo berstatus sebagai kader PDIP. Jika harus keluar partai, maka dia akan melawan partai yang membesarkan namanya selama ini.
"Belum lagi presidennya dari PDIP. Kan kalau disetujui, yang maju itu kan anak presiden. Agak repot itu nanti," katanya.
Namun pada akhirnya, keputusan sepenuhnya ada di Purnomo. Dia memperkirakan Purnomo tetap akan patuh terhadap keputusan partai.
"Saya ragu apakah beliau mau keluar partai. Namun semua peluang pasti ada. Apalagi melihat politik belakangan ini. Siapa sangka Prabowo jadi Menteri Pertahanan? Jadi kalau bicara peluang itu pasti ada," tutupnya.
Simak juga video "Gibran Maju Pilkada Solo, Kaesang Sibuk Urusi Transisi Bisnis" :
(bai/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini