"Diagnosisnya sebetulnya adalah karena kondisi gula yang lama kemudian mengarah pada gangguan ginjal. Ginjalnya tidak berfungsi dengan bagus sehingga setiap pekan harus cuci darah dua kali," kata Ketua PP Muhammadiyah Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Agus Taufiqurrohman.
Hal itu disampaikan Agus kepada wartawan di RS PKU Muhammadiyah, Jalan KH Ahmad Dahlan No 20, Yogyakarta, Kamis (7/11/2019).
Agus menjelaskan Yunahar Ilyas sudah 10 hari terakhir dirawat di RS PKU Muhammadiyah Yogya. Karena kondisi ginjalnya sudah mengkhawatirkan, tidak ada pilihan selain melakukan cangkok ginjal.
"Tapi karena (metode penyembuhan) yang paling baik adalah dengan cangkok ginjal, dan teknologi cangkok ginjal juga sudah bagus, Rumah Sakit (RSUP) Sardjito sudah berkali-kali sukses, maka kami persiapkan," ungkap Agus.
Menurut Agus, sudah ada donor ginjal untuk Yunahar. Donor itu adalah keponakan Yunahar sendiri. Apabila tidak berubah, operasi cangkok ginjal akan dijalani Yunahar pada Desember 2019 di RSUP Sardjito.
"Nanti, kalau kondisinya stabil dan terus stabil, insyaallah nanti Desember kami lakukan tindakan operasi. Jadi kalau cangkok ginjal itu yang terbaik memang (donornya) yang masih memiliki hubungan genetik," terangnya.
"Kebetulan ini ada keponakan (yang mendonorkan ginjal) dan sudah kami cek. Screening untuk cangkok ginjal itu kan memang panjang, pertama pokoknya harus tidak ada motivasi keuangan, dan cocok dari sisi fisiologis tubuh," tutupnya.
Sekitar pukul 14.35 WIB tadi, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin berkunjung ke RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta untuk menjenguk Yunahar Ilyas. Pantauan di lokasi, kedatangan Wapres Ma'ruf bersama rombongan disambut Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan pengurus RS PKU Muhammadiyah Yogya.
(ush/rih)