Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung Arief Syaifudin mengungkapkan, sampai 2019 angka jumlah pengangguran di Kota Bandung sebesar 8,01 persen atau sekitar 96.465 orang. Angka tersebut turun dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Kalau dilihat pengangguran tahun 2019 turun. Target 2023 di dalam RPJMD itu 8,2 persen. Tahun 2018 angka pengangguran 8,44 persen dan sekarang (2019) pengangguran 8,01 persen. Artinya, sudah melebihi target RPJMD," katanya di Balai Kota Bandung, Kamis (7/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk turunkan (pengangguran), selain memberikan sumber daya manusia kita untuk tingkatkan kompetensi melalui berbagai pelatihan, terus pelatihan berbasis kemasyarakatan ini lebih ke (penciptaan) entrepreneur (baru)," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja Disnaker Kota Bandung Marsana menambahkan, dari data yang ada, lulusan SMK merupakan penyumbang terbesar pengangguran di Kota Bandung. Jumlahnya sekitar 24.200 orang.
Setelah itu, lulusan perguruan tinggi setara S1 dan diploma menjadi penyumbang pengangguran kedua terbanyak, mencapai 24 ribu orang. Kemudian lulusan SMA sebanyak 20.890, SLTP 13.093, lulusan SD dan tidak tamat sekolah sebanyak 13.924 orang.
"Pengangguran paling banyak itu SMK, kemudian lulusan perguruan tinggi. Ini menunjukkan, walau kejuruan, ternyata belum siap langsung ke lapangan kerja," ucapnya.
Pihaknya terus berupaya agar para lulusan SMK dan perguruan tinggi ini lebih siap menghadapi dunia kerja. Salah satunya dengan memperkuat pelatihan kerja berbasis kompetensi dan sistem pemagangan.
"Selain itu, kami juga fasilitasi penempatan lapangan kerja. Kami punya aplikasi BIMMA, di situ ada informasi soal pelatihan dan lain-lain. Masyarakat yang mau daftar bisa lewat situs disnaker.bandung.go.id," ujarnya. (mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini