Jakarta -
Ledakan septic tank di Cakung, Jakarta Timur yang menelan korban berawal dari aksi petugas tinja yang membakar koran. Aksinya itu adalah untuk memastikan proses sudah selesai. Padahal, cara itu sangat berbahaya.
Peristiwa septic tank meledak itu terjadi di rumah Agus di RT 16/03 Kelurahan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, pada Senin (4/11). Saat itu pemilik rumah memanggil korban untuk menyedot WC di rumahnya. Setelah penyedotan selesai, korban mengambil koran lalu membakarnya untuk meyakinkan bahwa proses telah selesai. Koran yang dibakar saat itu padam dan pemilik rumah pun yakin proses telah selesai.
Tidak lama setelah itu, korban mengambil uang dan hendak pamit pulang ke pemilik rumah. Namun tak diduga, tiba-tiba, septic tank meledak dan mengeluarkan suara cukup besar. Akibat kejadian itu, korban pun terjatuh ke dalam septic tank. Korban pun dinyatakan meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada penjelasan ilmiah di balik peristiwa itu hingga bahaya dari aksi menyalakan api dalam septic tank. Berikut rangkumannya:
Penyebab Ledakan di Septic TankPeneliti Utama Teknologi Lingkungan di Loka Penelitian Teknologi Bersih LIPI, Neni Sintawardani mulanya menjelaskan proses pembentukan gas metana yang disebut dengan proses anaerobik. Proses ini alami terjadi karena aktivitas mikroba bakteri yang ada dalam septic tank.
"Dalam di septic tank itu terjadi proses alami yang disebut proses anaerobik. Proses anaerobik ialah proses yang menggunakan mikroba alami, yang biasanya sudah ada di dalam situ (septic tank). Proses itu nggak boleh ada oksigennya karena bakteri itu bisa hidup tanpa oksigen, makanya kenapa septic tank itu harus ada di kedalaman tertentu, kedap udara dan ada pipa saluran gasnya," kata Neni saat dihubungi detikcom, Rabu (6/11/2019).
Selama proses tersebut, lanjut Neni, mikroba melakukan proses penguraian tinja hingga menghasilkan biogas. Salah satu biogas yang dihasilkan ialah gas metana (CH4). Gas ini memiliki sifat yang mudah terbakar.
"Selama proses itu, mikroba itu akan mengonsumsi tinjanya, menguraikannya dan menghasilkan biogas. Biogasnya terdiri dari banyak gas, terutama adalah gas metana. Gas metana itu gas yang mudah meledak atau terbakar," ujar Neni.
Aksi Pembersih Tinja NyelenehNeni menilai bahwa apa yang dilakukan oleh korban dalam ledakan septic tank di Cakung itu nyeleneh. Sebagaimana diketahui, korban berinisial SI itu membakar koran di lubang septic tank untuk memastikan gas metana kosong. Padahal, menurut Neni, gas metana justru akan mudah terbakar.
"Yang terjadi kemarin, dia sudah memompa. Dia beranggapan gasnya sudah kosong. Dia kemudian membakar kertas koran untuk memastikan gas sudah kosong. Nah itu suatu kecerobohan yang luar biasa. Tidak ada itu prosedur seperti itu di dalam konsep septic tank. Itu justru memancing bahaya. Membakar koran di septic tank itu ide yang nyeleneh," ucap Neni.
Neni menduga, saat koran di bakar, gas metana masih masih ada di dalam septic tank. Padahal, gas metana sangat mudah terbakar. Jadi, menurutnya, secara otomatis gas akan meledak.
"Pada saat cairan diambil, kemungkinan biogas (gas metana) masih ada di situ, di ruang kosongnya. Saat itu dimasukkan api, ya otomatis meledak. Ledakan itu juga tentu akan cukup kuat karena ada apinya. Sampai bisa menghancurkan konstruksi bangunan tertentu," paparnya.
Cara Benar Antisipasi Ledakan Septic TankMenurut Neni, ada cara lain untuk memastikan gas sudah hilang. Dia juga menjelaskan cara bagaimana menetralisir gas metana tersebut.
"Kita test melalui saluran gasnya. Tapi saluran itu kita jaga memakai valve. Agar gas tidak jadi membalik," jelasnya.
Valve atau katup adalah sebuah perangkat yang terpasang pada sistem perpipaan, yang berfungsi untuk mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju gas. Selain menggunakan valve, kata Neni, gas bisa dilarutkan dalam air dulu.
"Kita bisa larutkan dia di air, kemudian gas ada di air, kemudian itu yang kita bakar," imbuhnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini