"Ya seratus hari itu untuk menyusun, untuk mendengar, untuk belajar dan menyusun rancangan program. Itu maksudnya. Jadi kita tidak bisa terlalu terburu-buru untuk melakukan itu," kata Nadiem di kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (6/11/2019).
Namun, Nadiem memastikan tetap akan menjalankan program Kemendikbud yang sudah ada. Dia meminta publik bersabar menunggu programnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diberitakan sebelumnya, permintaan seratus hari itu disampaikan langsung oleh Jokowi. Seratus hari tersebut digunakan Nadiem untuk menyiapkan dan merancang sistem pendidikan berbasis teknologi.
"Mas Menteri minta waktu saya. 'Beri waktu saya, Pak, 100 hari untuk menyiapkan dan merancang.' Percaya nggak? Yakin nggak?" kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11).
Nadiem juga pernah mengungkap rencana 100 hari awal menjadi Mendikbud. Dia mengatakan akan memanfaatkan waktu 100 hari pertamanya untuk mendengarkan masukan dari para pakar pendidikan.
"Saya suka ditanya, 'Apa rencana 100 hari Pak Nadiem?' Saya bilang, 'Jangan panggil Pak Nadiem, panggil 'Mas' aja.' Kedua, saya tidak ada rencana 100 hari, rencana saya 100 hari untuk duduk dan mendengar, berbicara dengan para pakar yang telah berdampak pada pendidikan," ucap Nadiem di Kemendikbud, Jakarta, Rabu (23/10).
"Saya di sini bukan untuk jadi guru, tapi jadi murid. Saya mulai dari nol, saya akan belajar sebanyak-banyaknya," kata dia.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini