"Persiapannya, kami sudah rencanakan dari awal, mulai mapping tentang pra sampai pascanya. Sehingga hari ini kami tunjukkan kepada masyarakat dari sisi keamanan kami siap. Dan itu semuanya yang akan mem-back up keamanan di sebanyak 237 desa penyelenggara pilkades," ujar Bupati Rembang Abdul Hafidz kepada wartawan, Rabu (6/11/2019) pagi.
Hafidz menyebutkan tidak ada desa yang gagal melaksanakan pilkades tahun ini. Artinya, jumlah desa penyelenggara pilkades telah sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Meskipun ada satu desa, yakni Desa Menoro, Kecamatan Sedan, yang proses tahapan pilkadesnya digugat ke PTUN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Kapolres Rembang AKBP Dolly Primanto menyebut ada 11 desa yang dianggap rawan berkonflik. Meski demikian, ia berharap pelaksanaan pilkades serentak kali ini berjalan dengan lancar.
"Pemetaan ada beberapa kecamatan dan desa yang rawan. Ada 11 desa yang sementara ini, ya semoga ini kategori aman semua. Rawannya ini muncul berdasarkan kami mempelajari dari kejadian di 2013, mudah-mudahan ini jadi spion saja, ya," katanya.
Dolly menjelaskan ada 2.000 personel kepolisian gabungan dari Polres Rembang, Pati, Blora, Kudus, dan Demak yang telah dikerahkan guna melakukan pengamanan. Hanya, dalam pengamanan, ia menyebut personel tidak akan dibekali dengan senjata api.
"Kami siapkan 2.000 personel, baik dari Polri, TNI, dibantu Linmas dan elemen masyarakat juga. Ada polres eks wil Pati, dari Blora, Kudus, Demak, Pati. Tanpa senpi, ini semua pure hanya alat tongkat dan alsus saja. Karena sebagai pendekatan yang humanis. Begitu, ya," jelasnya. (mbr/mbr)