Maulana Fazlur Rehman, ulama yang memimpin salah satu partai Islam terbesar di negeri itu, telah menuding Khan memenangi pemilihan umum berkat bantuan militer, yang telah memimpin Pakistan selama nyaris separuh sejarahnya.
Khan dan militer Pakistan telah membantah tuduhan yang telah beredar sejak pemilihan umum pada Juli 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Rehman, yang merupakan rival lama Khan, melancarkan aksi-aksi protes berhari-hari yang memuncak dalam kedatangannya di Islamabad, ibu kota Pakistan pada Kamis (31/10) malam waktu setempat di hadapan puluhan ribu pendukung, yang semuanya menyerukan Khan untuk mundur.
Kemudian pada hari Jumat (1/11) waktu setempat, Rehman mengumumkan memberikan waktu 48 jam kepada pemerintah untuk mundur. Para pemimpin dua partai oposisi terbesar Pakistan juga berpidato di depan para demonstran, menyerukan pengunduran diri Khan.
Namun tenggat waktu 48 jam itu telah berlalu dan pemerintahan tetap utuh. Pada Senin (4/11) malam waktu setempat, Rehman bertekad untuk terus melakukan aksi-aksi demo dan aksi baru akan berakhir ketika semua partai oposisi setuju menghentikannya.
"Para penguasa ini harus pergi -- hak rakyat banyak harus diterima," cetusnya di depan para pendukung.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini