M Taufik Gerindra Protes Waduk Pondok Ranggon Mangkrak 4 Tahun

M Taufik Gerindra Protes Waduk Pondok Ranggon Mangkrak 4 Tahun

Eva Safitri - detikNews
Selasa, 05 Nov 2019 15:16 WIB
Foto: Rapat DPRD DKI dengan Dinas SDA (Eva Safitri-detikcom)
Jakarta - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra, M Taufik, kesal waduk proyek Pondok Ranggon mangkrak 4 tahun. Dia mempertanyakan apa alasan proyek waduk tersebut mangkrak.

Hal itu diungkapkan dalam rapat membahas anggaran Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 bersama Dinas Sumber Daya Air (SDA), di ruang rapat komisi D, lantai 1, gedung DPRD, Jakarta Pusat, Selasa (4/11/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, Taufik menyoroti anggaran pembangunan waduk sebesar Rp 288 miliar untuk tiga lokasi, yakni Waduk di wilayah Sunter Selatan, Kampung Rambutan dan Cimanggis. M Taufik mempertanyakan waduk di Pondok Ranggon, yang disebutnya berada di depan rumahnya, tak masuk anggaran.

"Kenapa bapak nggak cantumin untuk Pondok Ranggon? Kenapa itu ? Argumennya apa Pondok Ranggon yang sudah 3-4 tahun mangkrak? Saya mau nuntut, ini 4 tahun apa argumennya? Kalau (alasannya) di situ nggak ada aliran sungai, ada. (Sungai) Sentiong," ujar Taufik, dalam rapat.




Pihak Dinas SDA memberikan alasan kalau penanganan waduk Pondok Ranggon mengalami kendala akses masuknya alat berat. Pembebasan lahan disebut masih dibutuhkan agar proses pengerjaaan kembali berjalan.

Taufik pun tidak terima dengan alasan itu. Dia menyebut perencanaan Dinas SDA tak beres.

"Itu salah siapa? Salah siapa itu? Anda bikin waduk kayak empang sih, saya lebih dalam lagi nanti saya dalamin nih, salah siapa? Masa bikin waduk nggak ada jalan, saya kira perencanaannya aja yang nggak beres, bagaimana mungkin anda mau bikin waduk? Udah dibebasin, terus nggak ada jalan untuk masuk ekskavator, untuk masuk alat berat. Mau pakai cangkul? 15 tahun nggak kelar," ujar Taufik.


Taufik menjelaskan seharusnya Dinas SDA mempunyai prakiraan lahan kosong untuk dijadikan jalan. Bukan hanya sekadar membuat serapan air.

"Anda bikin waduk kaya bikin empang, mestinya terasenya diperluas untuk ada taman, ada orang main, waduk jangan hanya sekadar serapan air tapi harus dinikmati masyarakat," jelasnya.

"Argumennya nggak tepat kalau bapak bilang masuk alat beratnya susah, yang salah siapa? Ya bapak-bapak lah yang salah," lanjut Taufik.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads