Berdasarkan pantauan detikcom, jembatan sepanjang 30 meter dengan lebar 1,5 meter itu patah dibagian tengah dan roboh. Akses jalan yang biasa digunakan warga terputus total. Biasanya, petani memanfaatkan jembatan itu untuk membawa hasil panen di lahan sekitar lokasi. Jembatan itu juga sekaligus akses bagi warga yang menghubungkan Desa Sayung-Karangasem-Prampelan.
Kepala Desa Sayaung, Munawir, mengatakan jembatan tersebut patah dan roboh akibat hujan deras yang mengguyur beberapa waktu. Kuatnya aliran Sungai Dombo setelah adanya normalisasi sungai menggerus tiang penyangga jembatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibatnya, para petani maupun warga terpaksa harus memutar arah sekitar dua kilometer untuk akses jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut.
"Memang ada jembatan lain di Sungai Dombo ini, tapi jaraknya sekitar dua kilometer," lanjutnya.
Munawir menyebutkan umur jembatan itu sudah lama. Jembatan dibuat sekitar tahun 1998 silam.
"Itu yang membangun BBWS. Untuk itu kami berharap segera ada perbaikan, mengingat jembatan ini merupakan jalur penghubung antar desa dan jalur ekonomi petani," harapnya.
Aniq (37) warga Desa Sayung menambahkan bahwa jembatan itu melintas Sungai Dombo. Namun jaraknya jauh dari pemukiman.
"Dari pemukiman jauh sekitar 300 meter. Yang banyak melintas itu para petani, ada juga warga," tandasnya.
Simak juga video "Niat Selfie, Pemuda Tewas Terjatuh dari Jembatan Youtefa" :
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini