"Beliau itu milik Golkar, ditugaskan sebagai Ketua MPR oleh Golkar. Kalau Golkar kemudian memintai beliau bertanggung jawab membesarkan partai, maka beliau tidak bisa menolak," kata Darul di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/11/2019).
"Ego pribadi, kesepakatan pribadinya dengan Pak Airlangga itu bisa kalah apabila dia diminta oleh kader-kader di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota untuk memimpin partai di masa yang akan datang," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait komitmen Bamsoet yang dipertanyakan oleh kubu Airlangga Hartarto, Darul mengatakan tak ada perjanjian di antara Bamsoet dan Ketum Golkar itu. Menurutnya, perjanjian apa pun di antara mereka tidak akan mengikat seluruh kader karena partai bukan milik keduanya.
"Saya tahu tidak ada perjanjian di antara mereka. Kalau ada pembicaraan di antara mereka berdua, mereka harus sadar bahwa partai ini bukan milik mereka berdua. Kesepakatan mereka berdua tidak mengikat seluruh kader Golkar di semua lini. Kalau ada pembicaraan di antara mereka, mereka harus menyadari tidak boleh men-judge yang lain. Karena partai ini not belongs to them. Partai ini milik semua kader Golkar," tegasnya.
Menurut Darul, tuduhan dari kubu Airlangga yang menyebut Bamsoet mengkhianati komitmen boleh saja dilakukan untuk meyakinkan pemilih di internal Golkar. Namun, kata Darul, jika ada kepentingan yang lebih besar, kepentingan pribadi harus disingkirkan.
"Kan bagi seorang negarawan, kalau ada tanggung jawab yang lebih besar untuk kepentingan yang lebih besar, maka kepentingan pribadi, kepentingan keluarga, itu harus dilepaskan. Saya kira itu harus menjadi standar bagi semua orang di kala dia diminta bertanggung jawab untuk sesuatu yang lebih besar, komitmen-komitmen dan kepentingan pribadinya harus disingkirkan," jelas Darul.
Lebih lanjut, Darul mengklaim Bamsoet telah memiliki cukup dukungan untuk maju menuju Golkar-1. Namun Darul tak menyebut dari mana saja dukungan itu karena tak ingin pendukung Bamsoet dicopot dari jabatannya di partai.
"Iya (Bamsoet punya cukup dukungan), kalau nggak dia nggak berani maju dong. Karena itu kan dorongan dari bawah makanya dia confidence untuk maju. Dan dia bukan maunya maju, tapi karena dituntut untuk maju dia harus mengedepankan tanggung jawabnya," ungkap Darul.
"Saya tidak mau membocorkan itu (jumlah dukungan) sekarang. Karena kalau ada yang saya sebut umpamanya si anu mendukung, si ini mendukung, pasti diancam kiri kanan 'Anda tidak ini tidak begitu', kemudian bisa di-Plt-kan kalau dia kebetulan pimpinan partai di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota," lanjut dia.
Selain itu, Darul mengaku pihaknya belum mendapatkan undangan untuk rapat pleno Golkar yang akan digelar pada Selasa (5/11) besok. Darul mengatakan hanya menerima undangan HUT Golkar pada (6/11) mendatang.
"Sampai sekarang saya belum menerima undangan untuk rapat pleno besok. Jadi saya tidak tahu apakah ada pleno atau tidak besok. Yang saya dengar itu yang sudah beredar undangannya tanggal 6 (November) itu ada HUT Golkar di (Hotel) Sultan," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Korbid Partai Golkar Azis Syamsuddin menyebut klaim Bambang Soesatyo (Bamsoet) akan maju caketum Golkar ialah urusan Bamsoet sendiri dengan Ketum Airlangga Hartarto. Menurut Azis, orang yang ingkar janji pasti bakal mendapat ganjarannya.
"Nah, itu antara Pak Airlangga, Pak Bamsoet, sama Allah yang tahu. Biarlah yang mengingkari (komitmen), biar Allah yang melaknatnya," kata Azis di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (4/11).
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini