Jokowi Tak Baper NasDem Bermanuver

Round-Up

Jokowi Tak Baper NasDem Bermanuver

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 01 Nov 2019 20:00 WIB
Presiden Jokowi bersama Ketum NasDem Surya Paloh. (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta - Manuver-manuver politik terus dilakukan oleh Partai NasDem. Setelah bertemu dengan PKS, NasDem juga berencana bertemu dengan PAN. Presiden Joko Widodo, yang diusung dan berkoalisi dengan NasDem, mengaku tak ada masalah dengan manuver Partai NasDem.

Kunjungan NasDem ke kantor DPP PKS berlangsung pada Rabu (30/10) sore. Ketua Umum NasDem Surya Paloh datang didampingi elite NasDem lainnya, seperti Sekjen NasDem Johnny G Plate, Bendum Ahmad Ali, Ketua DPP Rachmad Gobel, dan anggota Majelis Tinggi Lestary M.

Rombongan NasDem disambut oleh elite-elite PKS, di antaranya Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Aljufri, Presiden PKS Sohibul Iman, Sekjen PKS Mustafa Kamal, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera, dan Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pertemuan yang berlangsung 60 menit ini menghasilkan beberapa kesepahaman. Poin pertama berjuang bersama-sama dalam memperkuat fungsi pengawasan di DPR. Kedua partai menghargai pilihan politik masing-masing, tapi tetap berjuang bersama memperkuat demokrasi. Poin kedua kesepahaman antara PKS dan NasDem ialah soal kedaulatan NKRI. Mereka juga tidak akan memberi tempat untuk separatisme hingga radikalisme, serta tidak memberikan tempat kepada tindakan separatisme, terorisme, radikalisme, intoleransi, dan lainnya yang bertentangan dengan empat konsensus dasar kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ketiga, PKS dan NasDem menyadari bangsa ini diperjuangkan oleh para pendiri bangsa dari kelompok nasionalis dan kelompok Islam. PKS dan NasDem ingin generasi penerus dari kedua pendiri bangsa itu melanjutkannya. Tak hanya itu, bahkan NasDem juga merencanakan pertemuan dengan PAN, yang juga merupakan oposisi dari Jokowi.



Poin kesepahaman ini menuai kritik dari sejumlah partai yang sama-sama berkoalisi dengan NasDem pada Pilpres 2019, seperti Wasekjen PDIP Arief Wibowo, yang mengingatkan agar NasDem tidak bermain politik dengan dua kaki. Arif meminta partai-partai koalisi Jokowi berkomitmen menyukseskan pemerintahan Jokowi di periode kedua.

"Kami meminta kepada semua partai koalisi untuk taat asas untuk menjaga sikap dan tindakan yang etis sebagai partai koalisi pemerintahan. Dengan demikian, tidak boleh seharusnya politik dua kaki, itu dihindari oleh setiap partai koalisi pendukung pemerintah," kata Arief di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (31/10).



Seakan menepis pernyataan Arief, Sekjen NasDem Johnny membantah adanya permainan politik dua kaki terkait pertemuan Surya Paloh dengan elite PKS. Johnny menegaskan arah politik NasDem adalah tetap mendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf hingga akhir masa jabatan, yaitu 2024.

"Politisi-politisi yang menyoroti kan tidak tahu. Sekarang saya sampaikan itu posisinya memang kaki manusia ada dua, jangan tiga. Tapi sikap politik satu. Partai koalisi pemerintah dan berada di pemerintahan," kata Johnny.

Presiden Jokowi pun santai menanggapi pertemuan NasDem dengan lawan pada Pilpres 2019. Jokowi bahkan menolak anggapan pertemuan NasDem dengan PKS menandakan koalisinya rapuh.

"Mengenai NasDem bertemu PKS, ya biasa saja. Partai ketemu partai ya biasa. Tokoh politik ketemu tokoh politik ya biasa. Biasa sekali. Nggak ada masalah," kata Jokowi di Istana Presiden, Jakarta, Jumat (1/11/2019).



Jokowi juga mengartikan pertemuan Paloh dengan Sohibul itu adalah pertemuan sahabat, sahabat yang rindu ingin berjumpa. Jokowi juga menegaskan hubungannya dengan Paloh saat ini masih terjalin baik

"Jangan dikaitkan Partai NasDem ketemu PKS kemudian koalisi rapuh. Nggak ada hubungannya. Nggak ada hubungannya. Pak Surya Paloh lama nggak ketemu dengan Pak Sohibul Iman, ya, ketemu-ketemu saja. Sama saya sudah nggak begitu kangen karena sering ketemu," ucap Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta semua pihak tidak terlalu terbawa perasaan dalam menanggapi pertemuan NasDem dan PKS. Kepentingan bangsa, katanya, harus diprioritaskan.

"Biasa saja, nggak usah terlalu dibawa ke perasaan. Untuk kebaikan bangsa, untuk kebaikan negara, ketemu-ketemu seperti itu baik-baik saja," pungkas Jokowi.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads